Kamis 09 Sep 2021 16:10 WIB

Hatta Rajasa Dukung Sebagian Ruas JTTS Dijual

Hatta dukung Hutama Karya mencari alternatif agar JTTS selesai sebelum 2024.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Kayu Agung - Palembang (Kapal) di Desa Babatan Saudagar, Pemulutan, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Rabu (8/9). Menteri Koordinator Perekonomian 2009-2014 Hatta Rajasa mendukung PT Hutama Karya (Persero) jika berencana untuk menjual sebagian ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi/rwa.
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Kayu Agung - Palembang (Kapal) di Desa Babatan Saudagar, Pemulutan, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Rabu (8/9). Menteri Koordinator Perekonomian 2009-2014 Hatta Rajasa mendukung PT Hutama Karya (Persero) jika berencana untuk menjual sebagian ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian 2009-2014 Hatta Rajasa mendukung PT Hutama Karya (Persero) jika berencana untuk menjual sebagian ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). Terlebih jika upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi beban finansial Hutama Karya dalam membangun JTTS sepanjang 1.065 kilometer.

"Walaupun kita hadapi pandemi yang berakibat tersedotnya dana untuk atasi pandemi, namun saya dukung penuh Hutama Karya untuk cari alternatif pembiayaan agar jalan ini (JTTS) bisa tuntas sebelum 2024," kata Hatta dalam National Webinar HK Academy, Kamis (9/9).

Hatta mengatakan Hutama Karya tetap harus mempercepat pembangunan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mencari pembiayaan nonAPBN dan nonutang dengan mengundang mitra strategis terutama lokal serta skema pembiayaan yang tidak memberatkan seperti Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Indonesia Investment Authority (INA).

"Bila perlu bisa saja Hutama Karya menjual jalan tol yang sudah ada. Tidak apa-apa kalau ada kritik, hadapi saja karena kita bukan memilikinya yang penting Hutama Karya membangun bangsa ini," jelas Hatta.

Hatta menilai, kepemilikan dapat diperoleh siapapun seperti pengusaha atau bermitra dengan pihak manapun. Dia menegaskan yang paling penting, rakyat dapat menikmati, negara diuntungkan, dan Hutama Karya dapat membangun infrastruktur. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement