Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Indonesia Menurun
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Indonesia Menurun (ilustrasi). | Foto: Republika/Agung Supriyanto
REPUBLIKA.CO.ID,BATU -- Indeks kualitas program siaran televisi Indonesia periode I pada 2021 mengalami penurunan. Berdasarkan hasil riset Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bersama 12 Perguruan Tinggi (PT), nilai indeksnya berubah dari 3,21 menjadi 3,09.
Koordinator Litbang KPI Pusat, Andi Andrianto mengatakan, hasil riset indeks kualitas program siaran televisi sebenarnya sudah masuk kategori berkualitas. Namun hasil ini tetap menunjukkan adanya tren yang menurun dibandingkan sebelumnya.
Dari delapan kategori yang dinilai, hanya lima kelompok yang mendapatkan nilai berkualitas. Kelima kategori tersebut antara lain wisata, budaya, religi, anak dan berita. "Dan tiga yang belum berkualitas yaitu variety show, infotainment dan sinetron," ungkap Andi dalam rilis hasil riset indeks kualitas program siaran televisi secara daring dan luring di Kota Batu, Kamis (9/9).
Jika melihat perbandingan riset dari 2017 sampai 2021, nilai indeks kualitas program berita dan anak fluktuatif. Kemudian nilai indeks untuk program talkshow, religi, wisata dan budaya konsisten memperoleh nilai berkualitas. Sementara untuk kategori infotaintment, variety show dan sinetron acap mendapatkan nilai belum berkualitas.
Pada indeks kategori berita, KPI dan para ahli mengukur delapan dimensi sebagai basis penilaian. Hasilnya, nilai indeks kategori berita sekitar 3,25. Andi memastikan, program berita di 14 stasiun televisi Indonesia sudah masuk dalam nilai berkualitas.
Meskipun demikian, KPI berharap hasil riset terus mengalami perbaikan terutama pada kategori berita. Para periset melihat masih ada beberapa tayangan yang menyelipkan opini pribadi di dalam pemberitaan. Kemudian dia juga meminta agar berita yang disajikan tidak mempertentangkan isu yang sangat sensitif seperti SARA.
Pada kategori talkshow, KPI dan 12 kampus memberikan nilai indeks sebesar 3,24 persen. Untuk sejumlah stasiun televisi, KPI juga memberikan catatan karena masih memperlihatkan drama yang agak berlebihan. Sebab itu, dia berharap, dimensi penilaian ini bisa ditingkatkan lagi ke depannya.
Untuk kategori siaran anak, terdapat delapan dimensi yang diukur. Menurut Andi, indeks kualitas siaran ini mengalami kenaikan dari 3,28 menjadi 3,29. Meskipun sudah mendapatkan nilai berkualitas, KPI berharap, stasiun televisi memperhatikan masalah kekerasan verbal dan nonverbal yang masih terjadi.
Selanjutnya, siaran kategori religi juga memperoleh nilai berkualitas. Pada kategori ini, KPI dan para periset mengukur lima dimensi sebagai basis penilaian. "Kita patut berbangga semua stasiun televisi yang dinilai sudah berkualitas," ucapnya.
Andi juga menyinggung nilai indeks kualitas program kategori wisata dan budaya yang mengalami kenaikan. Berdasarkan hasil riset, kategori ini meningkat dari 3,44 menjadi 3,53. Meskipun sudah berkualitas, KPI memberikan catatan untuk perbaikan terkait normal kesopanan dan kesusilaan.
Pada kategori infotainment, KPI bersama 12 Perguruan Tinggi (PT) Indonesia mengukur 19 dimensi sehingga diperoleh nilai 2,67. Indeks ini menandakan program infotainment di stasiun televisi Indonesia tidak berkualitas. "Bahkan ada kecenderungan kita lihat mengalami penurunan," jelasnya.
KPI menilai program infotainment Indonesia masih melakukan pelanggaran berupa melewati hak privasi. Jika ini terus dilakukan, maka akan membahayakan kepentingan anak dan remaja. Menurut Andi, data ini berkorelasi dengan hasil pemantauan KPI yang sudah memberikan sanksi pada sejumlah program tidak berkualitas.
Berdasarkan data pada Januari hingga Juni 2021, KPI menemukan pelanggaran terhadap perlindungan anak di program infotainment. Pelanggaran terhadap anak menempati posisi pertama dengan presentase 48 persen. Data ini dinilai memiliki korelasi dengan sikap KPI yang telah diberikan kepada sejumlah program infotainment.
Penilaian belum berkualitas juga dialami program variety show televisi Indonesia. Tayangan kategori ini dianggap membahayakan atau paling tidak kurang baik untuk perkembangan psikologis anak. "Dan ini tentu dilakukan tindakan oleh KPI. Berdasarkan data dari Januari sampai Juni, kita melihat menempati urutan kedua dalam data sanksi yang diberikan," ucapnya.
Tren indeks kualitas program televisi pada kategori sinetron juga mengalami penurunan. Menurut Andi, nilai pada kategori ini hanya sekitar 2,56. Hal ini bisa terjadi lantaran sinetron masih berputar pada persoalan kekerasan dan membahayakan anak serta remaja.
Andi berharap, rilis indeks kualitas ini bisa menjadi pijakan stasiun televisi dalam memasuki era siaran digital. Program-program tidak berkualitas setidaknya bisa memperbaiki diri ke depannya. Sementara untuk program yang sudah berkualitas diharapkan bisa tetap mempertahankan nilai baiknya.