KPI Harap Hasil Riset Bisa Perbaiki Kualitas Televisi

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerja sama dengan 12 kampus merilis hasil riset indeks kualitas program siaran televisi periode I pada 2021 secara daring dan luring di Kota Batu, Kamis (9/9).
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerja sama dengan 12 kampus merilis hasil riset indeks kualitas program siaran televisi periode I pada 2021 secara daring dan luring di Kota Batu, Kamis (9/9). | Foto: dok. Humas KPI

REPUBLIKA.CO.ID,BATU -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) baru saja merilis hasil riset indeks kualitas program siaran televisi periode I pada 2021. Hasil riset ini diharapkan bisa memperbaiki kualitas pertelevisian Indonesia ke depannya.

Wakil Ketua KPI Pusat, Mulyo Hadi Purnomo mengatakan, tujuan riset sebenarnya untuk mengukur sejauh mana program siaran televisi menjadi sarana evaluasi bagi penyelenggara penyiaran ketika memproduksi konten. Mulyo sempat mengusulkan agar lembaga penyiaran tidak hanya mencermati hasil riset dari segi angkanya.

"Tapi (mencermati) bagaimana titik lemah ataupun bisa memperbaiki program yang dinilai masih kurang," ucap Mulyo saat menghadiri rilis hasil riset indeks kualitas program siaran televisi secara daring dan luring di Kota Batu, Kamis (9/9).

Pada riset kali ini, KPI melakukan kerja sama dengan para peneliti dari 12 Perguruan Tinggi (PT). Sebagian besar peneliti berlatar pendidikan S-3, S-2 dan beberapa lulusan S-1. Hal ini berarti penilaian kualitas siaran televisi dipertanggungjawabkan hasilnya.

Berikutnya, Mulyo berharap, hasil riset ini bisa menjadi komitmen agar layar kaca semakin baik dan berkualitas. Pasalnya, selama ini KPI menerima banyak keluhan dan aduan dari masyarakat. Masyarakat menilai telah terjadi penurunan kualitas pada siaran televisi Indonesia.

Mulyo juga berharap hasil riset bisa menjadi rujukan stasiun televisi untuk memproduksi tayangan lebih baik. Apalagi tantangan era kini semakin besar, baik untuk lembaga penyiaran maupun tim riset sendiri. "Karena stasiun televisi akan bertambah sangat signifikan, sangat besar dengan diberlakukannya analog switch off, artinya siaran televisi akan berpindah ke digital," jelasnya.

Sebagai informasi, indeks kualitas program siaran televisi Indonesia periode I pada 2021 mengalami penurunan. Berdasarkan hasil riset Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bersama 12 Perguruan Tinggi (PT), nilai indeksnya berubah dari 3,21 menjadi 3,09. 

Koordinator Litbang KPI Pusat, Andi Andrianto mengatakan, hasil riset indeks kualitas program siaran televisi sebenarnya sudah masuk kategori berkualitas. Namun hasil ini tetap menunjukkan adanya tren yang menurun dibandingkan sebelumnya.

Dari delapan kategori yang dinilai, hanya lima kelompok yang mendapatkan nilai berkualitas. Kelima kategori tersebut antara lain wisata, budaya, religi, anak dan berita. "Dan tiga yang belum berkualitas yaitu variety show, infotainment dan sinetron," ungkap Andi.

Terkait


Korban Pelecehan Seksual di KPI Kini Malah Terancam UU ITE

Saiful Jamil Sang Pedofil: Sejarah Lahirnya Predator Anak

Pegawai KPI Korban Perundungan Diperiksa Kejiwaannya

Gara-Gara Saipul Jamil, KPI Surati Stasiun TV

Ilham Bintang: Saipul Jamil 'Minggir Dulu Lah'

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark