REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Ibnu Atha'illah dalam Kitab Al-Hikam menerangkan penyebab orang-orang ahli ibadah dan zuhud masih risau mengenai perasaannya. Menurutnya, penyebab perasaan risau itu muncul karena belum bisa melihat campur tangan atau peran Allah dalam segala sesuatu.
Jika seseorang bisa melihat campur tangan Allah dalam segala sesuatu dan kejadian, maka ia tidak akan risau. Hal itu karena ia percaya dan berserah diri terhadap ketentuan Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.
"Sesungguhnya yang menyebabkan hati atau perasaan ahli ibadah dan orang yang zuhud risau karena meraka masih tidak melihat Allah dalam segala sesuatu. Kalau mereka telah melihat Allah dalam segala sesuatu, maka mereka tidak akan merasa risau dalam semua hal." (Syekh Atha'illah, Al-Hikam)
Terjemah kitab Al-Hikam oleh Ustaz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Atha'illah. Ia mengatakan ahli ibadah adalah mereka yang bertaqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai amal ibadah. Orang zuhud adalah orang yang mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan tawakal atau berserah diri sepenuhnya kepada Allah.
Kedua golongan ini, yakni ahli ibadah dan orang zuhud umumnya selalu ingin menjauh dari sesama makhluk. Dalam pandangan mereka, makhluk itu hanya sebagai rintangan dan merepotkan mereka sehingga mereka tidak dapat khusyuk dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Tapi sekiranya mereka lebih mendalam dalam makhrifat atau mengenal Allah, tentu mereka tidak dapat terhalang oleh apapun dalam mendekatkan diri kepada Allah. Sebab Allah berada pada segala sesuatu, maka tidak ada sesuatu yang dapat melupakan mereka dari Allah, sebaliknya segala sesuatu mengingatkan mereka akan kebesaran dan kekuasaan Allah.