REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH— Organisasi yang memperjuangkan hak tahanan Palestina, Palestine Prisoner Society (PPS) memperingatkan pecahnya konfrontasi terbuka antara warga Palestina di penjara Israel dan Layanan Penjara Israel. Peringatan ini sebagai reaksi dari berbagai kejadian antara tahanan dan penjara Israel.
Dilansir dari Wafa News, Rabu (8/9), PPS mengatakan, tindakan hukuman berlebihan yang saat ini dikenakan pada tahanan oleh Layanan Penjara Israel (IPS), berisiko memicu konfrontasi terbuka.
Ini menunjukkan bahwa IPS telah memberlakukan tindakan hukuman tambahan pada semua tahanan setelah pelarian enam tahanan dari Penjara Gilboa yang dijaga ketat melalui sebuah terowongan.
IPS dilaporkan menggeledah dengan kekerasan di Penjara Gilboa, melarang tahanan mengakses kantin dan secara paksa memindahkan semua tahanan dari Bagian 3 Gilboa ke Penjara Shatta setelah seorang tahanan menyiramkan air panas ke wajah sipir. Mereka juga secara paksa memindahkan 34 tahanan dari Seksi 2 Gilboa ke fasilitas penahanan Naqab dan Ofer.
IPS telah mengancam untuk membubarkan tahanan yang berafiliasi dengan Jihad Islam, yang saat ini berada di Bagian 22 Ofer, di antara berbagai penjara, sebuah tindakan yang ditentang keras oleh para tahanan.
Sementara itu, Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan memperingatkan bahwa tindakan hukuman yang dijatuhkan oleh IPS telah membuat Penjara Gilboa bergejolak.
Praktik penahanan administratif Israel yang dikutuk secara luas memungkinkan penahanan warga Palestina tanpa tuduhan atau pengadilan untuk jangka waktu yang dapat diperpanjang berkisar antara tiga dan enam bulan. Meskipun tidak ada bukti, bahkan pengacara tahanan dilarang untuk menonton.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah mengatakan dalam laporan sebelumnya tentang kondisi hak asasi manusia warga Palestina. Lembaga itu menjelaskan, tahanan administratif tidak diberi kesempatan untuk membantah klaim atau membahas materi bukti yang diajukan terhadap mereka di pengadilan.
Amnesty Internasional telah menggambarkan penggunaan penahanan administratif Israel sebagai "taktik rusak" dan telah lama meminta Israel untuk mengakhiri penggunaannya.
Tahanan Palestina terus-menerus menggunakan mogok makan terbuka sebagai cara untuk memprotes penahanan administratif ilegal mereka dan menuntut diakhirinya Penjara Israel.