Kamis 09 Sep 2021 20:11 WIB

Tinggi Peminat, Antam Jual Emas 13,3 Juta Ton

Antam mentargetkan bisa menjual sebanyak 18 juta ton emas hingga akhir tahun nanti.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta (ilustrasi). Seiring tingginya minat masyarakat, PT Antam berhasil menjual emas sebanyak 13,3 ton pada semester I 2021.
Foto: GALIH PRADIPTA/ANTARA
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta (ilustrasi). Seiring tingginya minat masyarakat, PT Antam berhasil menjual emas sebanyak 13,3 ton pada semester I 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM) pada separuh pertama tahun ini mencatatkan penjualan emas dan logam mulia sebanyak 13,3 juta ton. Ini menjadi fokus bisnis Antam ke depan karena masih tingginya peminat di pasar domestik.

Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Antam Anton Herdianto menjelaskan, melihat animo masyarakat atas investasi emas, Antam mentargetkan bisa menjual sebanyak 18 juta ton emas hingga akhir tahun nanti.

Baca Juga

"Jadi memang untuk penjualan logam mulia, emas bisa 13,3 ton. Tentunya ini juga menjadi salah satu fokus kita untuk pengembangan bisnis ini ke depan. Penjualan ini berdasarkan refrensi masyarakat," ujar Anton dalam Ekspose Publik secara virtual, Kamis (9/9).

Anton juga menjelaskan selain emas, salah satu catatan terbaik penjualan ada di feronikel. Perusahaan memproduksi feronikel pada semester I 2021 tercatat sebesar 12.679 ton dalam nikel (TNi).

Sementara produksi bijih nikel pada semester I 2021 mencapai 5,34 juta wet metric ton (wmt). Sampai akhir tahun ini diproyeksikan produksi bijih nikel bisa mencapai 8,4 juta ton.

"Apakah produksi akan dua kali kita produksi? Kita lihat. Kita memproduksi dengan catatan bahwa pasar tersedia jangan sampai produksi banyak enggak bisa jual," ungkapnya.

Sedangkan untuk produksi alumina pada semester I 2021 mencapai 28.710 ton. Menurutnya, produksi tidak terlalu banyak karena masih ada sisa stok di tahun lalu.

"Sampai dengan semester I 2021 baru 30 ribu ton, kenapa 30 ribu sementara penjualan besar karena tahun lalu ada stok cukup banyak untuk alumina," jelasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement