REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Dessy Suciati Saputri
Kurva penularan Covid-19 di Indonesia saat ini tengah berada pada tren melandai seusai gelombang kedua infeksi yang puncaknya terjadi pada Juni-Juli lalu. Meski demikian, Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta masyarakat untuk senantiasa tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan.
"Kasus sepertinya sudah melandai, namun kita harus senantiasa tetap waspada, dan menerapkan protokol kesehatan," ujar Ketua Tim Mitigasi Dokter PB IDI, Adib Khumaidi dalam webinar bertema "Penatalaksanaan COVID-19 dan Sosialisasi Standar Perlindungan Dokter" dipantau via daring di Jakarta, Kamis (9/9).
Di samping itu, ia juga meminta para tenaga medis untuk terus melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur karena Indonesia masih dihadapkan potensi penyebaran virus seiring munculnya varian-varian baru virus Corona. Pihaknya juga akan terus melakukan upaya perbaikan-perbaikan terhadap sistem protokol kesehatan nasional.
"Di antaranya dengan memperbaiki sistem pelayanan kesehatan, jejaring rujukan, memperkuat fasilitas kesehatan primer dengan revitalisasi program puskesmas dengan dukungan dari klinik praktik mandiri dan dokter praktik mandiri," katanya.
Selain itu, pihaknya juga memperbaiki sistem pembiayaan dengan mengikutsertakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) Kesehatan di dalam upaya penanganan pandemi Covid-19.
In Picture: Uji Coba Pembukaan Kembali Obyek Wisata di Yogyakarta
Dalam kesempatan sama, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, saat ini kasus konfirmasi mulai menurun setelah melewati lonjakan gelombang kedua infeksi (second wave) beberapa waktu lalu.
"Second wave lalu merupakan salah satu masa transisi yang penting. Pandemi dan second wave mengajarkan kepada kita berbagai macam respon yang harus kita hadapi dan penyesuaian protokol pengobatan yang harus kita lakukan sehingga kasus ini bisa kita hadapi bila ada gelombang berikutnya," ujarnya.
Menurut Dante, belum ada yang mengetahui kapan pandemi berakhir. Akan tetapi, respons IDI dan organisasi profesi untuk mengadaptasi situasi yang terjadi merupakan hal penting.
"Meski kasus di Indonesia turun, namun kasus konfirmasi harian saat ini masih terjadi di beberapa tempat," katanya.
Ia menyampaikan, saat ini Indonesia masih mencatatkan sekitar 7.000-8.000 orang yang terkonfirmasi sebagai kasus baru setiap harinya, setelah Indonesia melewati lonjakan gelombang kedua hingga sampai 50 ribu kasus.
"Ini menunjukkan bahwa pandemi belum selesai di regional wilayah kita dan harus tetap kita antisipasi untuk tidak terjadi di masa mendatang," katanya.