Kamis 09 Sep 2021 21:07 WIB

Anies Jelaskan Alasan 2,7 Juta Warga DKI Belum Vaksinasi

Pemprov DKI akan kejar vaksinasi 2,7 juta warga tersisa.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Indira Rezkisari
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kanan berdiri) bersama Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso (kanan) melihat proses penyuntikan vaksin COVID-19 di Sentra Vaksin Ponpes Minhaajurrosyidiin, Jakarta, Kamis (9/9/2021). Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau kegiatan vaksinasi COVID-19 dosis kedua dengan target 1500 orang per hari untuk santri dan masyarakat sekitar guna mencapai mencapai kekebalan kelompok (Herd Immunity) di Indonesia.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kanan berdiri) bersama Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso (kanan) melihat proses penyuntikan vaksin COVID-19 di Sentra Vaksin Ponpes Minhaajurrosyidiin, Jakarta, Kamis (9/9/2021). Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau kegiatan vaksinasi COVID-19 dosis kedua dengan target 1500 orang per hari untuk santri dan masyarakat sekitar guna mencapai mencapai kekebalan kelompok (Herd Immunity) di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, masih ada 2,7 juta warga DKI yang belum divaksinasi. Menurutnya, alasan warga yang belum divaksinasi hingga kini masih beragam.

"Sebabnya bermacam-macam, ada yang memang belum mau divaksin, ada yang menunggu vaksin tertentu. Ada juga yang tidak mau," ujar Anies di Jakarta, Kamis (9/9).

Baca Juga

Dia menambahkan, jumlah 2,7 juta tersebut menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Lebih lanjut, kata dia, alasan lain yang membuat vaksinasi terhadap jumlah tersebut lambat dikarenakan warga DKI yang telah pindah status domisili, tapi tidak melepaskan data kependudukan di Jakarta.

"Itu semua kita akan jangkau," tuturnya.

Anies juga mengatakan jika positivity rate di DKI kini sudah berada di bawah lima persen. Karena itu, secara umum, kondisi Covid-19 di Jakarta, ia sebut sudah terkendali.

"Walaupun terkendali, kedisiplinan itu tetap dilakukan. Jangan berarti positivity rate di bawah lima persen, lalu lepas masker," ujar Anies di Balai Kota, Rabu (8/9).

Dia menegaskan, selama ada kasus Covid-19, protokol kesehatan harus tetap dilakukan. "Saat ini masih ada 4.000-an kasus aktif ya, kan itu artinya masih ada, dan itu yang harus dicegah," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement