Kamis 09 Sep 2021 21:39 WIB

Penerapan Konsep Smart City Disebut Makin Digemari

Terdapat 514 kota dan kabupaten yang mulai betransformasi jadi kota pintar.

BSD City. Ilustrasi kota pintar.
Foto: ANTARA/Audy Alwi/ama/12
BSD City. Ilustrasi kota pintar.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Pandemi Covid-19 mendorong perubahan serta perkembangan, khususnya di bidang teknologi transformasi digital dan industri kota pintar yang kini gencar dilakukan pemerintah dan pihak swasta. Kota pintar atau smart city merupakan konsep penataan kota modern dengan mengintegrasikan teknologi informasi serta komunikasi dengan bantuan jaringan perangkat Internet of Things

Di Indonesi, terdapat 514 kota dan kabupaten yang mulai melakukan transformasi menjuju kota pintar. Hal ini dinilai menjadi peluang besar untuk investor dan perusahan rintisan di bidang teknologi properti digital.

Sinar Mas Land sendiri telah mentransformasi BSD City sebagai integrated smart digital city sejak awal tahun 2016 lalu. Township ini sekarang telah lengkap dengan sarana serta prasarana berbasis digital seperti fiber optic untuk internet berkecepatan tinggi, traffic command centre dan sebagainya. Lebih jauh, Sinar Mas Land juga membangun Digital Hub sebagai kawasan yang ditujukan sebagai pusat pendidikan, komunitas, perusahaan rintisan hingga perusahaan multinasional di bidang teknologi digital. 

Digital Hub telah menjadi sebuah ekosistem bagi banyak perusahaan digital, termasuk dari ranah proptech dan smart city yang saat ini sangat dibutuhkan di masa pandemi ini. Hal tersebut mendorong Digital Hub untuk memfasilitasi startup proptech agar dapat dikembangkan oleh generasi muda dan hasilnya bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Hal ini kami lakukan dalam kampanye Digital Hub Next Action (DNA) yang membantu akselerasi perusahaan rintisan (startup)," demikian penjelasan Chief Digital Tech Ecosystem and Development Sinar Mas Land, Irawan Harahap dalam sebuah webinar, Kamis (9/9).

Saat ini, kata dia, Sinar Mas Land melalui Digital Hub menggandeng Prasetia Dwidharma mengadakan program Escalate by Prasetia yang diluncurkan secara daring, Kamis (9/9). Program itu memberikan pembinaan bagi para pegiat startup serta memberikan akses bagi para peserta program untuk terkoneksi dengan pasar teknologi digital hingga investor. 

"Kegiatan ini diharapkan bisa jadi wadah bagi perusahaan rintisan untuk berkembang secara berkelanjutan agar dapat berkontribusi bagi perkembangan kota pintar, khususnya di BSD City," ujar dia.

CFO Prasetia Dwidharma Ardi Setiadharma menjelaskan, program Escalate bertujuan untuk mengakselerasi perusahaan rintisan di industri teknologi kota pintar khususnya di bidang mobility, data analytics, parking system, property tech, energy saving, dan commerce/retail/SME enabler. 

“Dengan mengikuti program Escalate, perusahaan rintisan dapat melakukan proyek uji coba di ekosistem Sinar Mas Land dan Prasetia Dwidharma. Selain itu, peserta akan mendapatkan pengarahan dan bantuan validasi bisnis langsung dari mentor-mentor unggulan. Hal ini membantu mereka berkembang secara internal, dengan mengikuti sejumlah pelatihan dan juga berkembang dari segi produk dan pelaksanaan di pasar yang kompetitif,” ujar Ardi.

photo
Webinar yang membahas mengenai kota pintar di Indonesia, Kamis (9/9). - (Dok. Web)

Co-Founder Qiscus, Delta Purna Widyangga yang juga menjadi salah satu mentor Escalate menjelaskan, program tersebut sangat berguna bagi pendiri di industri smart city sekaligus membantu mereka membuka wawasan. Kemudian, programa ini dapat memberi kesempatan dalam menghadapi kebutuhan perkotaan langsung di salah satu township Sinar Mas Land yaitu BSD City.

Co-Founder Cakap, Tomy Yunus yang turut hadir dalam konferensi pers virtual sebagai salah satu contoh startup yang turut mendukung gerakan kota pintar dan sudah mendapatkan pendanaan hingga Seri A+ menyatakan, perjalanan startup sangat berat. "Program seperti Escalate bisa membantu para founder pemula mendapatkan berbagai pengalaman berharga dari para mentor dan ilmu-ilmu bagaimana startup harus go-to-market," ujar dia.

Program ini akan berlangsung selama enam bulan didampingi oleh sejumlah mentor profesional antara lain Ardi Setiadharma (CFO of Prasetia Dwidharma), Arya Setiadharma (CEO of Prasetia Dwidharma Venture Partner at MDI Ventures), Nicko Widjaja (CEO of BRI Ventures), Hiro Kiga (Co-Founder/COO of Wallex Technologies), Afia Fitriati (Co-Founder and CEO of Fast8), Delta Purna Widyangga (Co-Founder Qiscus), Gani Lie (Head of Investment MDI Ventures), Gusli Ariyanto (Finance Accounting Astra Modal Ventura), dan Olivia Yanuarita (Finance Manager Prasetia Dwidharma).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement