REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Sebuah pesawat sewaan yang membawa sekitar 200 orang asing telah mendarat di ibu kota Qatar, Doha, setelah meninggalkan ibu kota Afghanistan, Kabul, Kamis pagi (9/9). Itu adalah keberangkatan skala besar pertama sejak AS dan pasukan lain menyelesaikan penarikan panik mereka pada akhir Agustus.
Penerbangan Qatar Airways ke Doha menandai terobosan dalam koordinasi bergelombang antara AS dan penguasa baru Afghanistan. Itu adalah yang pertama dari jenisnya sejak pengangkutan udara besar-besaran yang memungkinkan evakuasi puluhan ribu orang setelah kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan.
Para penumpang termasuk sekitar 100 orang Amerika, kata Gedung Putih, dilansir Euronews pada Jumat (10/9). Pemegang kartu hijau AS dan warga negara lain termasuk Inggris, Jerman, Hungaria, dan Kanada juga dikatakan ikut dalam penerbangan tersebut.
Gambar TV yang difilmkan oleh Aljazirah di bandara Kabul menunjukkan keluarga termasuk wanita, anak-anak dan orang tua, menunggu untuk naik dengan barang bawaan mereka. Qatar dan Turki telah mengintensifkan upaya dalam beberapa hari terakhir untuk membuat bandara ibu kota Afghanistan beroperasi kembali, khususnya untuk memungkinkan operasi bantuan kemanusiaan dilanjutkan.
"Kami berharap dalam waktu dekat bandara akan siap untuk semua jenis penerbangan komersial," kata juru bicara pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid.
"Saya dapat dengan jelas mengatakan bahwa ini adalah hari bersejarah dalam sejarah Afghanistan karena bandara Kabul sekarang beroperasi,"kata utusan khusus Qatar, Mutlaq bin Majed al-Qahtani.
Ia menambahkan penerbangan komersial lain akan berangkat pada hari Jumat (10/9). Seorang diplomat asing, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan 200 orang asing lainnya termasuk Amerika akan berangkat dalam beberapa hari ke depan.
Beberapa hari terakhir terjadi perselisihan mengenai pesawat sewaan di bandara lain, yang menyebabkan puluhan penumpang terdampar. Hal ini meragukan jaminan Taliban untuk mengizinkan orang asing dan warga Afghanistan dengan dokumen perjalanan yang layak dapat meninggalkan negara itu.
Masih belum pasti apa artinya dimulainya kembali penerbangan internasional bagi puluhan ribu warga Afghanistan yang putus asa untuk melarikan diri dari para pemimpin baru Taliban Afghanistan. Hal ini karena kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi pada pemerintahan mereka.
Kepergian pasukan Barat disertai dengan adegan kekacauan ketika ribuan orang mencoba melarikan diri dari Taliban. Gambar-gambar warga Afghanistan yang terjun ke kematian mereka setelah berpegangan pada pesawat militer dan sebuah bom bunuh diri yang menewaskan 169 warga Afghanistan dan 13 anggota layanan AS menjadi akhir dari perang dua dasawarsa Amerika.