REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nusantara Palestina Center (NPC), berikan insentif kepada 200 guru dari berbagai provinsi di Jalur Gaza, Kamis (9/9). Guru atau tenaga pengajar penerima intensif itu meliputi guru SD, SMP dan SMA dari berbagai wilayah di Jalur Gaza.
Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pembina NPC Abdillah Onim yang saat ini berada di Gaza menuturkan, bahwa pemberian insentif tersebut adalah amanat dari rakyat Indonesia sebagai bentuk apresiasi atas jasa para guru terhadap pendidikan kepada masyarakat di Gaza secara ikhlas.
"Penyerahan bantuan tunai bagi guru duafa, amanah dari rakyat Indonesia melalui donatur NPC," katanya kepada hadirin. Disampaikan oleh Bang Onim, panggilan akrab Abdillah Onim, bahwa masing-masing guru mendapatkan insentif sebesar 175 dolar AS.
Acara yang berlangsung di Gaza City ini dihadiri secara langsung oleh Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan Mohamed Siam dan Ketua Sindikat Guru Palestina Khaled Al-Muzain. Menurut Siam, siswa Palestina merupakan siswa yang berprestasi dan guru-gurunya pun sangat baik, namun mereka tidak memperoleh dukungan.
Pihak kementerian sangat berterima kasih terhadap proyek-proyek yang mendukung sektor ini. Bagaimana pun pendidikan adalah dasar penting bagi kemajuan peradaban. Satu-satunya perbedaan antara masyarakat maju dan terbelakang adalah persentase pendidikan, setelah itu kemajuan ekonomi, sosial dan pembangunan di segala bidang.
"Kementerian menyampaikan terima kasih atas segala dukungan pada sektor pendidikan, terutama karena sektor pendidikan sangat penting dalam membesarkan dan mendidik anak-anak, bahwa siswa Palestina dianggap sebagai salah satu siswa berprestasi di dunia, dan guru Palestina adalah salah satu guru yang sangat baik, tetapi mereka tidak mendapatkan hak mereka karena penjajahan, pengepungan dan perang," tandasnya.
Lebih lanjut kata Siam, pihaknya akan selalu fokus mendukung sektor pendidikan khususnya dalam bidang pembangunan di bidangnya, bekerja keras untuk mengembangkan kurikulum pendidikan dan metode pengajaran serta mengembangkan tenaga pengajar dan peserta didik. Itu semua untuk membangun basis masyarakat terpelajar dan ideal dengan kualitas akhlak dan ilmu pengetahuan untuk kemajuan bersama.
"Fokus pada proyek-proyek semacam itu untuk mendukung guru serta mendukung siswa dan pemulihan serta pengembangan sekolah di Gaza," pungkasnya. Acara ini terlaksana berkat kerjasama kemitraan yang baik antara NPC dengan Kementrian Pendidikan di Gaza, Palestina. Palestina mengalami krisis yang berkepanjangan dan menderita masalah kemanusiaan kronis.
Berdasarkan informasi yang dirilis oleh layanan informasi kemanusiaan yang disediakan oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), saat ini terdapat 2,5 juta orang, termasuk 1,2 juta anak-anak, yang tinggal di Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Situasi kemanusiaan makin memburuk baru-baru ini dengan meningkatnya ketegangan di Yerusalem Timur, eskalasi permusuhan di Jalur Gaza pada Mei 2021, dan pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung.