REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pasir bukanlah media tanam yang umum digunakan untuk pertanian karena karakteristiknya yang kering dan tidak menyimpan air. Namun di tangan Kelompok Tani Pasir Makmur di Bantul Yogyakarta, pasir berhasil mereka olah sebagai media tanam.
Keberhasilan ini tak lepas dari kreativitas Ketua Kelompok Tani Pasir Makmur Sumarna. Berbekal pompa berbahan bakar minyak, ia bekerja ekstra mengairi tanaman cabai dan sayuran miliknya agar dapat tumbuh.
Kini Sumarna bisa semakin efisien dengan usahanya bercocok tanam dan dapat menambah rezeki yang mengalir. Biaya penggunaan energi untuk pompa pengairan pun turun hingga 82 persen berkat PT PLN (Persero) yang hadir melalui Program Electrifying Agriculture “SUPER PANEN” .
"Kami sangat mendambakan sekali kehadiran listrik PLN, karena sebelumnya biaya yang dikeluarkan sangat banyak. Apabila kami memakai pompa (BBM), untuk 1 hektar membutuhkan biaya Rp 85 ribu sekali siram, sedangkan pakai listrik PLN biayanya Rp 15 ribu," ungkapnya.
Sumarna menambahkan, tak hanya penghematan biaya yang diperoleh. Dengan mengikuti program Electrifying Agriculture, para petani pun turut berkontribusi terhadap lingkungan yang lebih hijau. Hal ini karena penggunaan listrik turut mengurangi emisi gas buang dan juga mengurangi polusi suara.
Selain itu, PLN juga telah menyambungkan listrik kepada 95 petani lainnya di Pasir Makmur, Bantul dengan total daya 134.300 VA. Ini merupakan salah satu upaya PLN untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui program Electrifying Agriculture.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah & Daerah Istimewa Yogyakarta, M. Irwansyah Putra mengatakan program Electrifying Agriculture merupakan bagian dari semangat transformasi PLN. Khususnya untuk memberikan pelayanan kelistrikan yang mudah, terjangkau dan andal untuk para pelaku usaha di bidang agrikultur.
"Program ini bertujuan untuk membantu para petani mengembangkan usahanya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Kami senang melihat keberhasilan petani dalam mengelola sawah mereka dengan memakai listrik PLN,” tuturnya.
Irwansyah berharap, ke depan akan semakin banyak pelaku usaha di sektor pertanian yang beralih ke mesin atau peralatan berbasis listrik.