REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Presiden Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan (Afsel) Profesor Glenda Gray, menyampaikan Johnson & Johnson (J&J) dan Departemen Kesehatan Afsel mengkaji uji coba vaksin Covid-19 di Afsel. Hampir 500 ribu petugas kesehatan di Afsel menerima vaksin itu sebagai bagian dari uji coba yang diluncurkan pada Februari 2021.
Uji coba ini akan menambah studi booster yang sudah dimulai sebelumnya menggunakan suntikan ImmunityBio. Selain suntikan ImmunityBio, Gray mengatakan, mereka bermaksud untuk menyelidiki potensi booster dengan vaksin J&J, serta suntikan mRNA oleh Pfizer-BioNTech. Beberapa studi booster ini akan memungkinkan perbandingan tentang vaksin mana yang terbaik sebagai top-up untuk suntikan J&J.
Mengantisipasi gelombang keempat, Gray mengatakan, penelitian ini adalah pendekatan proaktif untuk tetap berada selangkah di depan ancaman virus corona dan potensi gelombang keempat. "Kami tahu dari studi imunologi bahwa vaksin J&J bertahan hingga sekitar delapan bulan. Kami jelas tidak tahu lebih dari itu karena datanya masih menumpuk,” kata Gray dilansir dari health24 pada Jumat (10/9).
Gray menambahkan, diskusi muncul tentang kapan seseorang harus memvaksinasi orang yang menerima dosis primer dan waktunya, terutama petugas kesehatan. "Karena kami mengantisipasi gelombang lain dan kami harus memastikan petugas kesehatan telah mendapatkan respons kekebalan mereka sebelum gelombang datang," ujar Gray.
ImmunityBio, sebuah perusahaan imunoterapi, mengumumkan pada Juli 2021 bahwa mereka telah menerima otorisasi dari Otoritas Pengatur Produk Kesehatan Afrika Selatan (Sahpra) untuk melakukan uji coba Sisonke T-Cell Universal Boost. Uji coba saat ini dalam tahap pertama, dengan sekitar 50 peserta.
Uji coba diperkirakan akan mencapai tahap ketiga dan terakhir pada bulan Oktober, dengan sekitar 10.000 orang menerima dosis. Perusahaan bertujuan untuk menentukan apakah vaksin berbasis sel-T dapat mencegah infeksi dari varian Delta yang sangat menular pada petugas kesehatan yang sudah divaksinasi.
"Tujuan dari vaksin T-Cell Covid-19 generasi kedua adalah untuk berpotensi memberikan peningkatan perlindungan dan kekebalan jangka panjang terhadap berbagai varian dan infeksi gelombang ketiga yang saat ini mempengaruhi Afrika Selatan dan negara-negara lain," tulis keterangan resmi ImmunityBio.