Jumat 10 Sep 2021 15:32 WIB

Pemprov Jabar akan Gelar Gebyar Vaksin 25 September

Vaksinasi tidak menjadi syarat pembelajaran tatap muka (PTM).

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pemprov Jabar akan Gelar Gebyar Vaksin 25 September (ilustrasi).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Pemprov Jabar akan Gelar Gebyar Vaksin 25 September (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Sukses menggelar Gebyar Vaksin Jabar pada Sabtu (28/8), Pemprov Jabar kembali akan menggelar vaksinasi massal kedua. Menurut Ketua Divisi Vaksinasi Jawa Barat Dedi Sopandi, vaksinasi massal Covid 19 yang kedua akan digelar pada 25 September 2021.

"Kami akan melakukan penyuntikan dosis 2, bagi masyarakat yang mengikuti Gebyar tanggal 28 Agustus. Insya Allah ada peningkatan jumlah yang divaksinnya," ujar Dedi kepada Republika, Jumat (10/9).

Menurut Dedi, pada pelaksanaan vaksinasi massal tanggal 25 September nanti, pihaknya menargetkan jumlah yang divaksin sebanyak 512.000. 

"Tapi saya berharap saat penyuntikan yang dosis kedua ini merata, ya minimal ada kesamaan dengan vaksinasi massal pertama dan bahkan harus ditambah. Karena kan ada penyuntikan lagi yang dosisi pertama yang belum jadi jumlahnya terus bertambah," paparnya.

Dedi menjelaskan, saat Gebyar yang pertama tanggal 28 Agustus lalu, pihaknya menargetkan bisa memvaksinasi 512.000 orang. Tetapi, pada saat pelaksanaannya ada yang ada yang komorbid. "Jadi yang masuk dan bisa divaksin 424.000 orang. Ya vaksinasi massal kedua, targetnya masih 424.000, nanti ada tambahan yang tambahannya ini adalah kita usahakan," katanya.

Dedi mengatakan, terkait stok vaksin saat ini masih aman. Karena, sudah ada vaksin yang dikirim sebanyak 861.000. "Stok vaksin aman, pasokan selalu ada," katanya.

Vaksinasi, kata dia, tidak menjadi syarat pembelajaran tatap muka (PTM). "PTM  harus divaksin dulu. Itu sambil berjalan paralel sambil vaksin aja terus berjalan, akan kita lakukan juga sistem yang peduli lindungi tapi itu berjalan pararel," paparnya.

Untuk vaksinasi di lingkungan sekolah, kata dia, yang lebih banyak divaksin adalah guru-guru di menengah pertama daripada menengah atas. Karena, memang yang diutamakan guru  menengah pertama. 

"Jadi kalau lihat persentase untuk yang guru-guru pendidik dan tenaga kependidikan level Menengah Atas, 68,89 persen. Kalau total guru-guru dengan yang SMP dan SD dan PAUD itu sudah di 82 persen," katanya.

Sementara menurut Wakil Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Satgas Penanganan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya Ridwan Kamil, vaksinasi merupakan salah satu bentuk bela negara. "Vaksinasi merupakan bentuk bela negara supaya bisa lepas dari pandemi," katanya.

Menurutnya, penanganan pandemi Covid-19 yang terus membaik dengan dibukanya berbagai kegiatan ekonomi secara bertahap dan PTM terbatas, harus disertai dengan kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan dalam beraktivitas. 

"Saya apresiasi dulu karena Cianjur sudah level 2 tapi kita tidak boleh lengah dan lelah tapi harus terus 3T, 5M, dan vaksinasi," katanya.

Satgas Penanganan COVID-19 Jabar pun intens mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi COVID-19. Hal itu dilakukan untuk mengejar kekebalan komunal atau _herd immunity_ akhir tahun ini dengan target sasaran mencapai 37,9 juta jiwa. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 9 September 2021, masyarakat di Jabar yang telah mendapat vaksinasi COVID-19 dosis pertama sebanyak 11.565.537 orang. Adapun untuk dosis kedua sebanyak 5.956.774 orang. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement