REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Sekolah Dasar Ditjen Pauddikdasmen Kemndikbudristek, Sri Wahyuningsih, mengatakan, keberadaan Asesmen Nasional (AN) dimaknai beragam, terutama oleh para orang tua. Dia melihat masih banyak kerisauan dan kecemasan yang muncul akibat pelaksanaan AN, terutama di bidang sarana dan prasarana karena AN dilakukan berbasis komputer.
“Di sini, kita akan menyampaikan upaya-upaya apa yang perlu dilakukan sekolah di bawah koordinasi dinas pendidikan, untuk mengoptimalkan peralatan TIK yang dapat menunjang pelaksanaan AN,” ujar perempuan yang akrab disapa Ning itu, dalam siaran pers, Jumat (10/9).
Ning menyampaikan, masih ada orang tua yang menganggap AN merupakan pengganti ujian nasional. Lalu, masih ada juga sekolah yang berpikir untuk hendak memberikan pelajaran tambahan kepada para peserta didik untuk mendapatkan hasil AN yang baik.
Menurut Ning, dalam prosedur operasional standar implementasi AN semuanya sudah dijelaskan secara teknis, yakni AN bukanlah ujian. AN, kata dia, dilakukan sebagai dasar untuk mendapatkan informasi konkret terhadap kualitas pendidikan, baik di level sekolah maupun kabupaten, kota, dan provinsi.