REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Penasihat Keamanan Nasional (NSA) Pakistan Moeed Yusuf pada Kamis (9/9) menepis tuduhan bahwa Pakistan memperluas dukungan kepada Taliban di Panjshir. Dalam wawancara dengan CNN, Yusuf mengatakan, tuduhan tersebut tidak masuk akal dan tidak berdasar.
"Itu tidak masuk akal," ujar Yusuf, dilansir The Dawn, Jumat (10/9).
NSA menyatakan bahwa, "proyek Afghanistan" telah gagal karena masalah internal negara itu. Beberapa di antaranya karena pemerintahan yang korup. Namun menurut Yusuf, dunia justru melihat Pakistan sebagai kambing hitam.
"Ini adalah pengkambinghitaman oleh pemerintah sebelumnya di Kabul yang sayangnya masyarakat internasional mulai percaya, karena mereka tidak ingin membicarakan kegagalan mereka sendiri," kata Yusuf.
Dalam wawancara dengan CNN, Yusuf juga menepis tuduhan bahwa drone Pakistan membantu Taliban untuk melakukan serangan di Panjshir. Kabar tersebut ditayangkan oleh saluran berita India.
Yusuf mengatakan, media India telah menyebarkan berita hoaks. Dia menunjukkan kertas yang berisi gambar tangkapan layar dari saluran berita India yang menayangkan video drone Pakistan di Panjshir.
"Ini adalah media arus utama India yang menunjukkan sebuah jet Amerika terbang di atas Wales di Inggris, dan menampilkannya sebagai Pakistan melakukan sesuatu di Panjshir," kata Yusuf.
Yusuf mengatakan, India telah menghabiskan jutaan dolar untuk menciptakan jaringan berita palsu melawan Pakistan. Gambar yang ditunjukkan oleh Yusuf dibagikan oleh beberapa pengguna Twitter yang mengklaim bahwa gambar itu adalah jet Angkatan Udara Pakistan yang ditembak jatuh oleh pasukan perlawanan di Panjshir.
Namun, sebuah cek fakta yang ditemukam oleh Dawn dan jurnalis independen menunjukkan bahwa, gambar tersebut sebenarnya berasal dari kejadian tahun 2018 di Amerika Serikat.
Dalam wawancara dengan CNN, Yusuf ditanya tentang keterlibatan Pakistan dalam pembentukan pemerintahan baru Taliban. Hal ini merujuk pada kunjungan kepala Inter-Service Intelijen (ISI) Pakistan ke negara Afghanistan belum lama ini.
Ketika ditanya hal tersebut, Yusuf mengatakan, "Mengapa direktur CIA pergi ke Afghanistan jauh sebelum kepala ISI pergi ke sana?".