Sabtu 11 Sep 2021 07:11 WIB

Transisi Pandemi-Endemi, IDI: Cara Hidup Dunia Berubah

Perlunya peta jalan untuk mewujudkan impian hidup berdampingan dengan Covid-19

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Seorang siswa mengikuti vaksinasi saat Gebyar Vaksinasi Covid-19 SMPN 1 Kota Bandung, bekerjasama dengan alumni SMPN 1 angkatan 1976 dan Resimen Mahasiswa Jawa Barat, di SMPN 1 Kota Bandung, Jalan Ksatrian, Jumat (10/9). Vaksinasi semua kelompok usia masif dilakukan di Kota Bandung sebagai upaya mencapai target hert imuniti khususnya di Kota Bandung dan Indonesia pada umumnya.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Seorang siswa mengikuti vaksinasi saat Gebyar Vaksinasi Covid-19 SMPN 1 Kota Bandung, bekerjasama dengan alumni SMPN 1 angkatan 1976 dan Resimen Mahasiswa Jawa Barat, di SMPN 1 Kota Bandung, Jalan Ksatrian, Jumat (10/9). Vaksinasi semua kelompok usia masif dilakukan di Kota Bandung sebagai upaya mencapai target hert imuniti khususnya di Kota Bandung dan Indonesia pada umumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, perlunya peta jalan untuk mewujudkan impian hidup berdampingan dengan Covid-19 . Karena, dalam jangka panjang kebiasaan dan cara hidup di dunia akan berubah.

"Jangka panjang dunia sudah berubah, kita tak bisa cara hidup seperti 10 tahun lalu. Kita akan tetap terus vaksinasi, memakai masker serta cuci tangan akan jadi kebiasaan hidup kita, " kata Zubairi kepada Republika, Jumat (10/9).

Hal terpenting dalam peta jalan tersebut adalah menggenjot vaksinasi dan tidak melonggarakan protokol kesehatan. Karena, permintaan Presiden Joko Widodo untuk menyiapkan transisi pandemi ke endemi lantaran sudah adanya kemajuan yang nyata dalam penanggulangan pandemi.

"Presiden meminta transisi, karena memang sekarang ini kondisi kita benar-benar ada kemajuan. Positivity rate turun amat drastis. Ketersedian tempat tidur di rumah sakit juga sudah tidak seperti kemarin yang benar-benar minim sekali. Kemudian, angka kematian turun, pasien baru juga turun jadi kita di satu pihak siapkan transisi, " papar Zubairi.

Oleh karenanya, keberhasilan saat ini, harus terus dipertahankan. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi. Karena hingga kini jumlah vaksinasi masih belum memenuhi target. Padahal Herd immunity (kekebalan komunitas) dapat dicapai apabila jumlah masyarakat yang mendapat vaksinasi juga tinggi. "Untuk itu, agar herd immunity dapat segera dicapai, pemerintah berupaya keras mempercepat program pemberian vaksinasi kepada masyarakat," katanya

Pemerintah, juga harus memperkuat testing dan tracing. Karena, saat ini hal tersebut belum maksimal."Testing ini naik turun, tracing juga masih kurang," ujarnya.

Zubairi menjelaskan bila ada satu orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, maka setidaknya harus menelusuri 15 - 30 orang yang melakukan kontak dengannya. Hal selanjutnya, adalah disiplin menjalankan protokol kesehatan

Ia pun menekankan, saat ini kondisi dunia belumlah normal. Sehingga kerumunan di ruang publik seperti dibukanya restoran ataupun mengadakan resepsi pernikahan sebaiknya dihindari."Seperti restoran ada musik, pesta pernikahan juga itu yang harus disampaikan kalau kita mau ke arah normal itu tidak bisa .Saat ini belum waktunya normal, makanya roadmap, peta jalan makanya tahap demi tahap," tegasnya.

Pemerintah pun sudah melakukan satu peta jalan, yakni sekolah yang sudah mulai tatap muka. Namun, menurut Zubairi langkah ini harus dilakukan secara bertahap. "Karena positivity rate Indonesia itu amat bervariasi. Sempat tinggi, sekarang sudah turun amat drastis. Oleh karebanya, harus tetap waspada," ujarnya.

Ia juga berharap pengetatan pintu masuk negara harus terus dilakukan. Termasuk monitoring harian, terutama data setiap orang yang masuk dari berbagai negara.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement