Jumat 10 Sep 2021 21:56 WIB

Indonesia Promosikan Ekonomi Hijau di Forum di Xiamen

Kerja sama ekonomi hijau berkontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Peserta Sesi Pembukaan   21st China International Fair for Investment & Trade (CIFIT) Xiamen, Provinsi Fujian, 8-11 September 2021
Foto: Dokumen KBRI Beijing
Peserta Sesi Pembukaan 21st China International Fair for Investment & Trade (CIFIT) Xiamen, Provinsi Fujian, 8-11 September 2021

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Indonesia diwakili oleh Konsulat Jenderal RI (KJRI) Guangzhou dan KBRI Beijing telah menyelenggarakan Forum Bisnis bertemakan “China (Fujian) Indonesia Green Economic Cooperation Conference”, Rabu (8/9). Acara ini digelar di sela partisipasi Indonesia dalam “the 21st China International Fair for Investment & Trade (CIFIT)” di Xiamen, Provinsi Fujian, China.

 

”Untuk jangka panjang, kerja sama ekonomi hijau akan memberikan kontribusi penting bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan,” kata Duta Besar RI untuk China dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (10/9).

Terkait dengan kerja sama energi, Indonesia dan China pada 2017 telah menandatangani MoU mengenai Kerja Sama Energi. Ini merupakan wujud komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama bidang energi terbarukan dan perlindungan lingkungan.

Forum Bisnis diselenggarakan bekerja sama dengan Departemen Perdagangan Provinsi Fujian, Kadin (CCPIT) Xiamen dan Topwe Indonesia Investment Service Center dihadiri oleh perwakilan dari ASEAN-China Center, lebih dari 100 peserta daring dan luring serta para pembicara yang berasal dari perusahaan dan kawasan industri Indonesia serta Fujian, antara lain Kawasan Industri Bintan, Kawasan Industri Aviarna, JIIPE-Java Integrated Industrial & Ports Estate. Hadir pula Fuzhou Yuanhong Investment Zone yang merupakan mitra Indonesia dalam kerangka kerja sama “Two Countries Twin Parks” Indonesia-Tiongkok cq Provinsi Fujian.

Forum Bisnis dibuka oleh Mr. Huang Dezhi, Deputi DG, Departemen Perdagangan Provinsi Fujian. Ia menyampaikan bahwa Forum kali ini diselenggarakan dalam rangka mengimplementasikan kesepakatan pemimpin kedua negara untuk memperkuat kerja sama dalam kerangka “Belt and Road Initiative” serta sektor lain meliputi energi terbarukan, maritim dan ekonomi digital.

Forum CIFIT ke-21 dibuka secara resmi pada hari yang sama oleh Mr. Hu Chunhua, Wakil PM Dewan Negara China. Menko Marves RI, Luhut Binsar Pandjaitan, turut menyampaikan pidato dalam sesi pembukaan melalui video rekaman. Ia menyampaikan mengenai perkembangan hubungan Indonesia dan China serta potensi kerja sama kedepan.  Sekitar 300 peserta menghadiri acara pembukaan yang diselenggarakan secara hybrid.

Indonesia merupakan negara tujuan investasi terbesar Fujian di ASEAN, dan mitra dagang terbesar kedua. Di tengah situasi COVID-19, nilai perdagangan Indonesia dan Fujian pada 2020  meningkat 8,3 persen. Sementara pada Semester I 2021, volume perdagangan kedua pihak meningkat 29,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada bulan Januari 2021, Indonesia dan Fujian telah menandatangani kesepakatan pembentukan kerja sama “Two Countries Twin Parks”. Ini yang menandai penguatan kerja sama ekonomi dan perdagangan Indonesia-Tiongkok.

Pada tahun 2020, nilai perdagangan kedua negara mencapai 78,5 miliar dolar AS. Untuk paruh pertama 2021,  nilai perdagangan kedua negara telah mencapai 53,5 miliar dolar AS.

Terkait investasi, pada 2020 Tiongkok mencatat nilai realisasi investasi sebesar 4,8 miliar dolar AS, sedangkan untuk periode Semester I 2021 mencatat angka 1,7 miliar dolar As. “Capaian ini sementara menempatkan China sebagai investor asing ke-3 terbesar di Indonesia,” ujar Djauhari. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement