Ganjar Janjikan Ambulans Laut di Kepulauan Karimunjawa
Red: Muhammad Fakhruddin
Warga pulau Parang, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara menerima bantuan bahan kebutuhan pokok yang diserahkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Balai Desa parang, jumat (10/9). Gubernur berkunjung ke desa terluar di Provinsi Jawa Tengah ini untuk memberikan bantuan social serta melihat pelaksanaan vaksinasi Covid-19. | Foto: dok. Istimewa
REPUBLIKA.CO.ID,JEPARA -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengupayakan pengadaan ambulans laut atau kapal yang digunakan untuk mengantar ibu hamil yang akan melahirkan atau pasien kondisi darurat di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara.
"Kalau kita melakukan 'asessment' pada mereka sesuai kebutuhannya, jangan-jangan membeli perahu seperti ini perawatannya lebih murah. Nanti akan kita carikan, kita bantulah agar di sini punya ambulans laut sehingga saat 'emergency' bisa cepat ditolong," katanya saat mengunjungi Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jumat (10/9).
Pernyataan tersebut menanggapi permintaan seorang bidan desa Pulau Parang Karimunjawa bernama Susniwati terkait dengan pengadaan ambulans laut.
"Iya ini Bu Bidan menyampaikan kalau kondisi darurat, memang butuh ambulans laut. Tadi saya tanya ke Petinggi, ada kapal dari desa, tapi rusak. Jadi biasanya menggunakan kapal biasa," katanya.
Dengan demikian, Ganjar berupaya segera memenuhinya dengan tidak hanya mengandalkan anggaran negara, namun juga siap mengupayakan amblans laut dari bantuan program tanggung jawab sosial perusahaan atau sumber lainnya.
Sebelumnya, Bidan Desa Susniwati mengajukan permohonan pada Gubernur agar memberikan bantuan ambulans laut untuk mengantarkan ibu hamil dan pasien kondisi darurat ke Puskesmas Karimunjawa atau rumah sakit di Kabupaten Jepara.
"Kami butuh bantuan Pak, ambulans laut untuk mengantarkan ibu hamil atau pasien 'emergency'. Soalnya selama ini kami hanya pakai kapal kayu biasa seperti ini. Kalau ombaknya tinggi itu bahaya Pak," katanya saat bertemu dengan Gubernur.
Menurut Susniwati, tidak adanya ambulans laut membuat warga kesulitan saat ingin memeriksakan kesehatan, apalagi saat kondisi darurat misalnya ibu hamil dengan pendarahan atau risiko tinggi, sangat berbahaya mengarungi laut dengan kapal nelayan.
"Selama ini pakai kapal biasa, kapal nelayan. Bisa tiga jam untuk ke Karimunjawa, bahkan bisa lebih. Risikonya tinggi, apalagi saat ombak besar. Kalau ada ambulans laut bisa mempercepat, apalagi kan tentu di dalamnya ada peralatan pertolongannya," ujarnya.
Selama ini, sering terjadi kasus saat dirinya menolong ibu hamil yang hendak melahirkan dengan kondisi darurat dan untuk mengantisipasi kejadian serupa, setiap ibu hamil dengan risiko tinggi, maka sebelum memasuki usia kandungan sembilan bulan sudah dikirim ke Kabupaten Jepara, demikian Susniwati.