REPUBLIKA.CO.ID, — Sedih atau duka akan dirasakan siapapun yang ditinggal wafat orang dekatnya. Terutama jika yang meninggal adalah orang terkasih seperti pasangan atau orang tua.
Apakah orang mati mengetahui rasa sedih kerabat yang menangisi kepergiannya? Lembaga Fatwa Mesir, Dar Ifta, melalui anggota Komisi Fatwanya, Dr Mahmud Syalaby, mengatakan orang mati berada dalam kehidupan antara kehidupan dunia dan kehidupan berikutnya yang disebut dengan alam barzakh.
Dalam sebuah hadits juga pernah disebutkan bahwa orang mati merasakan kunjungan orang yang masih hidup, bahkan sangat senang. Seorang Muslim juga dianjurkan untuk mengucap salam saat berziarah kubur karena jenazah mengetahui tindakan orang hidup. Meskipun orang yang hidup tidak tahu apa yang dikatakan orang mati.
Syalaby juga mengungkapkan, perbuatan baik akan mencapai orang mati, seperti doa atau amal lain. Saat berziarah dan mendoakannya, orang yang mati akan mengetahui dan merasakannya.
Dar Ifta menambahkan, kematian adalah salah satu hal terbesar yang terjadi pada orang-orang beriman, karena itu adalah ujian bagi mereka dan bagi orang-orang yang datang setelah mereka. Saat itu, bantuan hingga nasihat dianjurkan untuk diberikan kepada keluarganya.
Karena kematian dan musibah adalah ujian, Allah SWT dan Rasul-Nya melarang seseorang untuk menunjukkan rasa gembira atas kemalangan atau kematian seseorang.
Jadi, Muslim dilarang bersuka cita atas kematian seseorang. Perbuatan tercela ini disebut dengan syamatah atau schadenfreude adalah rasa senang, gembira, atau puas yang muncul setelah melihat atau mendengar kabar seseorang yang sedang mengalami kesulitan, kegagalan atau kehinaan.
Dalam suatu riwayat dijelaskan, Nabi pernah bangun dari tempat duduknya dan berdiri untuk menghormati rombongan jenazah yang lewat. Meskipun jenazah tersebut adalah seorang Yahudi.
Nabi SAW melarang untuk bersukacita karena kematian atau kesulitan seseorang dengan sabdanya:
لا تظهر الشماتة بأخيك فيعافيه الله ويبتليك "Janganlah engkau tampakkan kegembiraan atas musibah yang menimpa saudaramu karena Allah akan menyelamatkannya dan la akan berbalik mengujimu." (HR Tirmidzi).
Sumber: elbalad