REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu hamil berisiko lebih besar mengalami gejala parah, bahkan kematian akibat Covid-19. Meski begitu, banyak ibu yang masih ragu untuk menjalani vaksinasi karena berbagai kekhawatiran, salah satunya adalah mereka mungkin dapat mengalami keguguran akibat vaksin.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menemukan bahwa risiko keguguran pada ibu hamil yang menerima vaksinasi untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) adalah 12,8 persen. Jumlah ini dinilai berada dalam kisaran normal.
"Temuan ini menambah bukti bahwa vaksin Covid-19 dengan jenis mRNA selama kehamilan adalah aman,” tulis tim peneliti CDC dalam sebuah pernyataan, dilansir The Sun, Jumat (10/9).
Penelitian terbaru melihat sebanyak 14,3 persen dari 105.000 pasien Covid-19 yang merupakan ibu hamil antara Desember 2020 hingga 28 Juni lalu telah mendapatkan satu dosis vaksin. Studi menemukan bahwa delapan persen dari mereka yang sudah menerima vaksin dapat menjalani kehamilan dengan baik dan 8,6 persen lainnya mengalami keguguran.
Data tersebut menunjukkan bahwa ibu hamil risiko keguguran tidak memiliki peluang lebih tinggi setelah vaksinasi. Penulis utama studi, Elyse Kharbanda, yang juga merupakan peneliti senior di Health Partners Institute mengatakan temuan ini seharusnya memberi kepercayaan lebih besar bagi para ibu hamil untuk divaksinasi.
"Sangat penting bagi ibu hamil untuk melindungi diri mereka dari virus karena Covid-19 dapat berdampak lebih parah dan menyebabkan komplikasi kelahiran," jelas Kharbanda.