REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Queensland, Australia mengumumkan mungkin akan melakukan karantina wilayah cepat atau snap lockdown setelah muncul klaster Covid-19 di negara bagian itu. Angka kasus positif Covid-19 negara bagian terpadat ketiga Negeri Kanguru itu tembus rekor.
Pemerintah negara bagian yang dihuni lima juta orang itu mengatakan dalam 24 jam terakhir mereka mendeteksi lima kasus infeksi setelah satu keluarga dinyatakan positif. Pihak berwenang mengatakan beberapa hari terakhir sangat penting untuk menentukan apakah snap lockdown diperlukan.
"Jika kami mulai melihat penyemaian, maka kami mungkin harus mengambil tidakan cepat segera mungkin. Namun saat ini kami mengisolasi keluarga itu," kata Perdana Menteri Negara Bagian Queensland Annastacia Palaszczuk, Sabtu (11/9).
Keluarga tersebut tinggal di ibu kota negara bagian Queensland, Brisbane. Belum diketahui apakah snap lockdown akan membatasi sebagian negara bagian seperti yang diterapkan sebelumnya.
Negara Bagian New South Wales yang menaungi Sydney saat ini sedang menerapkan karantina wilayah. Begitu pula dengan kota-kota besar seperti Melbourne dan Canberra.
Snap lockdown di Queensland akan menjadi pukulan besar bagi perekonomian Australia senilai 1,5 triliun dolar AS yang dapat tergelincir pada resesi kedua dalam beberapa tahun terakhir. Meski beberapa negara bagian belum melaporkan kasus infeksi harian Sabtu ini, sejauh ini kasus infeksi positif harian Negeri Kanguru sebanyak 2.054, lebih banyak dibanding hari sebelumnya yang mencapai 1.903 kasus.
New South Wales yang menerapkan peraturan pembatasan sosial selama tiga bulan mendeteksi 1.599 kasus baru. Negara bagian tetangganya Victoria melaporkan 450 kasus infeksi, rekor kasus infeksi harian selama lebih dari satu tahun. Saat ini Australia melaporkan lebih dari 73 ribu kasus infeksi dan 1.084 kasus kematian terkait virus corona.