Ahad 12 Sep 2021 08:56 WIB

Tahanan Palestina Lanjutkan Protes di Penjara Israel

Aksi ini sebagai tanggapan atas tindakan represif Israel yang terus berlangsung.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Mas Alamil Huda
 Petugas polisi dan penjaga penjara memeriksa tempat pelarian penjara di luar penjara Gilboa di Israel utara, Senin, 6 September 2021. Pasukan Israel pada hari Senin melancarkan perburuan besar-besaran di Israel utara dan Tepi Barat yang diduduki setelah beberapa tahanan Palestina melarikan diri semalam. dari fasilitas keamanan tinggi dalam pelarian yang sangat langka.
Foto: AP/Sebastian Scheiner
Petugas polisi dan penjaga penjara memeriksa tempat pelarian penjara di luar penjara Gilboa di Israel utara, Senin, 6 September 2021. Pasukan Israel pada hari Senin melancarkan perburuan besar-besaran di Israel utara dan Tepi Barat yang diduduki setelah beberapa tahanan Palestina melarikan diri semalam. dari fasilitas keamanan tinggi dalam pelarian yang sangat langka.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Tahanan politik Palestina di penjara Israel diperkirakan akan memulai serangkaian tindakan protes mulai pekan depan. Aksi ini sebagai tanggapan atas tindakan represif Israel yang terus berlangsung terhadap mereka.

Dilansir dari Wafa News, Sabtu (11/9), Komisi Urusan Tahanan Otoritas Palestina dan Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) mengatakan langkah pertama dari protes adalah dengan memboikot Layanan Penjara Israel (IPS) dan aturannya. Para tahanan juga akan mogok makan secara bertahap dan dilakukan dengan lebih banyak tahanan dari sebelumnya.

Saat ini, ada lebih dari 4.500 tahanan politik Palestina di penjara Israel telah menghadapi kampanye represif Israel menyusul pelarian enam pejuang kemerdekaan Palestina dari penjara Gilboa. Empat dari enam napi telah ditangkap Jumat (10/9), sedangkan dua sisanya masih buron.

Pekan lalu, sebagai tanggapan atas tindakan keras Israel, para tahanan membakar sel tahanan di dalam penjara Ofer dan Kzi'ot Israel sebagai protes terhadap tindakan IPS. Otoritas Israel mengirim banyak tahanan ke sel isolasi dan membatasi akses tahanan ke layanan penting. 

Sebelumnya, gerakan pembebasan Palestina, Fatah, mengecam serangan Israel terhadap warga Palestina terutama di penjara Gilboa dan Negev. Organisasi itu menyebut serangan kepada tahanan Palestina sebagai kejahatan perang yang membutuhkan intervensi internasional yang mendesak, untuk melindungi dan membebaskan tahanan.

Fatah bahkan menyerukan pemberontakan rakyat yang mendesak di semua kota, desa dan kamp Palestina. Organisasi itu menekankan bahwa mereka akan berdiri bersama rakyat Palestina serta para tahanan dan tidak akan meninggalkan mereka sendirian dalam pertempuran ini.

Fatah meminta organisasi hak asasi manusia dan lembaga hak asasi manusia internasional untuk fokus pada kejahatan Israel terhadap tahanan Palestina. Hal ini untuk memastikan bahwa penjahat perang Israel diadili.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement