REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Pertamina Patra Niaga per 1 September lalu telah selesai menyelesaikan proses restrukturisasi holding sub holding dengan PT Pertamina (Persero) dengan ditandatanganinya dokumen legal (legal end-state). Melalui legal end-state tersebut, PT Pertamina Patra Niaga saat ini resmi melaksanakan tugas dan amanah selaku Sub Holding Commercial & Trading (SH C&T) dari PT Pertamina (Persero).
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Alfian Nasution menyampaikan bahwa dengan selesainya proses legal end-state, maka Pertamina Patra Niaga siap berlari mencapai visi perusahaan yakni sebagai salah satu perusahaan energi dalam bidang commercial & trading terbesar di Kawasan Asia Pasifik, mendukung pencapaian aspirasi Pertamina 100 Miliar USD di tahun 2024.
“Sesuai dengan tujuan restrukturisasi, sebagai Sub Holding akan menjalankan peran dalam mendorong operational excellence, serta mempercepat pengembangan dan kapabilitas bisnis existing, dalam hal ini Sub Holding Commercial & Trading menjalankan peran dan tugas dalam proses penyediaan dan distribusi energi di seluruh penjuru negeri, serta memperluas dan mengambil potensi bisnis produk Petrokimia serta peluang layanan di regional,” jelas Alfian.
Dengan legal end-state, Pertamina Patra Niaga selaku SH C&T saat ini bertugas mengelola bisnis bahan bakar minyak (BBM), LPG, Avtur, serta produk Petrokimia, baik secara business to business (B2B) maupun business to customer (B2C) secara langsung. Selain itu, Pertamina Patra Niaga juga turut mengelola seluruh infrastruktur Fuel Terminal, Depot LPG, Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU).
“Atas amanah ini, kita harus pastikan keandalan operasional, pasokan, dan layanan kepada masyarakat, tentunya dengan memperhatikan dan menjaga aspek HSSE dalam pelaksanaannya,” tutur Alfian.
Tidak menyia-nyiakan momentum, Alfian menegaskan bahwa Pertamina Patra Niaga selaku SH C&T langsung menjalankan dua (2) strategi, yakni strategi konsolidasi terkait dengan makin adaptif dan agile-nya perusahaan menyerap dan merespon pasar, serta strategi ekspansi, yakni mengambil peluang-peluang pasar untuk produk baru yang belum dimaksimalkan serta merespon dan ekspansi ke pasar regional dan internasional. Dalam mencapainya, ada enam program atau 6G yang pasca legal end-state langsung dilanjutkan, yakni Go Retail, Go Digital, Go Customer, Go Petchem, Go Solution, dan Go Expand.
“Sudah jelas melalui visi, strategi, dan program utama kami, Pertamina Patra Niaga akan lebih fokus dan agile dalam melayani kebutuhan energi masyarakat. Diharapkan, dengan fokus perusahaan yang sudah jelas ini, Pertamina Patra Niaga dapat memastikan ketersediaan energi yang mudah dan terjangkau bagi masyarakat. Kita juga harus adaptif dan menyiapkan diri terhadap proses transisi energi yang saat ini sedang terjadi dalam rangka mendukung net zero emission, ke depan kita akan kembangkan dan kuatkan bisnis kita dengan turut memprioritaskan operasional yang ramah lingkungan,” kata Alfian.
Alfian turut berpesan kepada seluruh jajaran untuk terus memperkuat soliditas, optimisme, dan memupuk kerja sama untuk membuktikan bahwa organisasi baru dan kepercayaan yang diberikan kepada Pertamina Patra Niaga dalam menjalankan tugasnya sebagai SH C&T dapat terlaksana makin baik lagi.
“Mari bersama-sama kita buktikan, kita dapat mengemban tugas ini dengan baik, bahwa tugas dan amanah ini kita laksanakan dengan maksimal. Ini bukan hal yang mudah, namun saya yakin kita bisa wujudkan Pertamina Patra Niaga sebagai perusahaan Commercial & Trading dengan operational excellence dan kapabilitas kelas dunia di tahun 2024,” tandas Alfian.
Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), S. Milton Pakpahan menyampaikan pesan bahwa dengan legal end-state harus diikuti dengan komitmen dan semangat optimis dari seluruh jajaran perwira dan pertiwi Pertamina Patra Niaga.
“Pertama-tama saya ucapkan selamat atas selesainya proses legal end-state Pertamina Patra Niaga selaku SH Commercial & Trading. Ke depan tantangan kita bersama sangat besar, baik dari segi operasional maupun dalam mengambil potensi yang harus kita ambil untuk peningkatan profitabilitas. Saya berpesan dan berharap, kita semua bisa melakukan amanah ini dengan baik, secara efektif dan efisien, terus meningkatkan kualitas layanan, serta memastikan seluruh operasi patuh terhadap aspek HSSE, Good Corporate Governance (GCG), serta menjunjung nilai AKHLAK,” kata Milton.