REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut American Heart Association, hampir semua orang Amerika Serikat (AS) memiliki tekanan darah tinggi. Jika tidak diobati, tekanan darah tinggi dapat merusak sistem peredaran darah dan dapat menjadi penyumbang yang signifikan terhadap serangan jantung, strok, dan ancaman kesehatan lainnya.
Satu studi terbaru dari para peneliti di Universitas Uppsala, Swedia, yang diterbitkan dalam jurnal Hipertensi, telah menghubungkan kondisi kesehatan dengan efek samping yang mengejutkan.
Menurut penelitian terbaru yang melibatkan data pengamatan dari 1.000 pria Swedia yang diikuti hingga 24 tahun, pria lebih tua yang menderita tekanan darah lebih tinggi pada malam hari dibandingkan siang hari (sesuatu yang disebut peneliti sebagai reverse dipping), mungkin berada pada tingkat yang lebih tinggi risiko Alzheimer.
Associate Professor di Departemen Ilmu Saraf Universitas Uppsala, dan penulis senior penelitian, Christian Benedict, mengatakan, buah beri dan anggur dapat membantu meningkatkan tingkat tekanan darah. Malam adalah periode kritis bagi kesehatan otak. Misalnya pada hewan, sebelumnya ditunjukkan bahwa otak membersihkan produk limbah tidur dan memperbaiki ini dikompromikan oleh pola tekanan darah abnormal.
"Karena malam juga mewakili jendela waktu kritis untuk kesehatan otak manusia, kami memeriksa apakah tekanan darah yang terlalu tinggi pada malam hari," ujarnya.
Para peneliti menunjukkan kelompok studi mereka hanya laki-laki yang lebih tua, di awal usia 70-an pada awal penelitian. "Kelompok kami hanya terdiri dari pria yang lebih tua. Jadi, hasil kami perlu direplikasi pada wanita yang lebih tua," ujar Benedict.
Para peneliti berharap untuk mengetahui apakah menggunakan obat penurun tekanan darah pada malam hari akan berisiko terkena penyakit Alzheimer. Sementara itu, karena Covid-19 dapat membahayakan jantung, gunakan masker, jaga jarak, dan hindari kerumunan. Praktikkan pula kebersihan tangan yang baik serta dapatkan vaksinasi ketika tersedia untuk Anda.