REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta semua pihak terlibat memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk Indonesia guna mencegah penularan Covid-19, terutama varian baru. Pengawasan difokuskan kepada pelaku perjalanan internasional dari sejumlah negara.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, data yang dihimpun Kemenkes menunjukkan bahwa 2,24 persen warga negara Indonesia yang kembali dari perjalanan luar negeri teridentifikasi positif. Padahal, mereka dinyatakan negatif di negara keberangkatannya.
Warga Negara Asing (WNA) juga begitu. Sebanyak 0,83 persen WNA, kata Siti, dinyatakan positif ketika dites di pintu masuk Indonesia. Padahal, mereka dinyatakan negatif di negara asalnya.
Secara keseluruhan, kata Nadia, pada periode 1 sampai 31 Agustus 2021 terdapat 4,5 persen pelaku perjalanan internasional terkonfirmasi positif Covid-19 dari jumlah total kedatangan 36.722 orang. Terdapat lima negara penyumpang terbanyak pelaku perjalanan positif Covid-19.
Sebanyak 15 persen dari mereka yang positif merupakan pelaku perjalanan dari Arab Saudi dan 8 persen lainya dari Malaysia. Lalu 3 persen dari Uni Emirat Arab, 2 persen dari Korea Selatan, dan 2 persen dari Jepang.
"Pemerintah fokus kepada lima negara asal pelaku perjalanan yang catatan positif Covid-19 nya tinggi pada saat datang ke Indonesia," kata Siti dalam siaran persnya yang dikutip Ahad (12/9).
Sedangkan pada periode 1 hingga 6 September, lanjut Nadia, terdeteksi 2 persen pelaku perjalanan internasional terkonfirmasi positif Covid-19 dari jumlah total kedatangan sebanyak 7.179 orang. Penyumpang terbesar masih Arab Saudi dan Malaysia.
Detailnya, sebanyak 7 persen dari Arab Saudi, 7 persen juga dari Malaysia. Lalu 3 persen dari Turki, 2 persen dari Uni Emirat Arab, dan 2 persen dari Singapura.
Selain mengawasi pelaku perjalan lima negara tersebut, lanjut dia, pemerintah juga fokus memantau pelaku perjalan dari negara yang sudah terjangkit Covid-19 varian Mu. Misalnya pelaku perjalanan dari Kolombia dan Ekuador.
“Kami juga melakukan pemantauan terhadap varian MU yang saat ini menyebar di 46 negara dan kami terus melakukan koordinasi dengan petugas di pintu masuk negara dan menyusun berbagai kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya varian yang dikatakan memiliki potensi kebal terhadap vaksin,” ujarnya.
Siti menambahkan, sebanyak 65 persen pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia belum divaksin. Pihaknya pun memgimbau agar pelaku perjalan internasional untuk mendapatkan vaksinasi di negara keberangkatan.
Di sisi lain, petugas di pintu masuk Indonesia juga harus lebih waspada. "Kami menghimbau agar pintu-pintu masuk ke Republik Indonesia seperti bandar udara, pelabuhan laut internasional untuk terus memperketat prosedur skrining dan prosedur pengawasan masuknya pelaku perjalanan internasional,” ucap Nadia.