REPUBLIKA.CO.ID, LJAKARTA -- Lokasi Idilis di kawasan sungai Ruhr di Jerman Barat hanya tampak cantik jika dilihat dari jauh. Kalau dilihat dari dekat, tampak banyak sampah.
Untuk mengatasi itu, Kevin serta Noel dan beberapa temannya datang untuk memancing. Tapi bukan memancing biasa. Mereka datang untuk memancing sampah.
Sebagian besar adalah sampah plastik. Sampah botol gelas juga lumayan banyak. Para murid ini bersekolah di daerah itu, dan sedang ambil bagian dalam inisiatif yang disebut "Plastic Pirates" atau bajak laut plastik. Ini adalah proyek penelitian, di mana murid yang masih muda bisa bekerja seperti halnya ilmuwan muda.
Lewat inisitiaf berburu sampah plastik di sungai seperti "Plastic Pirates" di Jerman atau “Plastic Origins” di Prancis, murid sekolah semakin sadar akan ancaman sampah plastik dan ikut menyelamatkan lingkungan.
Mendata sampah untuk pembuatan peta
Mereka mengambil sampel air dan mengukur, menghitung dan mencatat jumlah sampah yang mereka keluarkan dari sungai dan tepian sungai. Para ilmuwan di Kiel kemudian menggunakan data itu untuk membuat peta sampah bagi sungai-sungai Jerman, sekaligus menghitung seberapa banyak sampah sampai ke lautan.
Para guru sangat senang, jika bisa ikut memberikan inspirasi bagi anak-anak yang akan tumbuh jadi ilmuwan. “Ini hal yang juga penting bagi saya. Saya selalu merasa terganggu, jika saya melihat orang-orang membuang sampah sembarangan. Terutama jika mereka bersama anak kecil, dan harus memberikan contoh,” kata Ramona Petri, salah seorang guru mereka.
Pekerjaan “plastic pirates” menunjukkan bahwa rata-rata sepotong sampah bisa ditemukan di setiap dua meter, di sepanjang pingiran sungai di Jerman.