Ahad 12 Sep 2021 17:39 WIB

Tiga dari Enam Korban Kebakaran Lapas Tangerang, Kritis

Pasien mengalami trauma gejala nafas lantaran cukup lama terkepung kobaran api

Rep: Eva Rianti/ Red: Hiru Muhammad
Keluarga korban kebakaran Lapas Kelas I Tangerang atas nama Rudhi menangis saat penyerahan peti berisi jenazah korban kebakaran di RS Polri, Kramat Jati, di Jakarta, Jumat (10/9/2021). Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri menyerahkan satu jenazah korban kebakaran Lapas yang telah teridentifikasi atas nama Rudhi bin Ong Eng Cue kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Foto: ANTARA/GALIH PRADIPTA
Keluarga korban kebakaran Lapas Kelas I Tangerang atas nama Rudhi menangis saat penyerahan peti berisi jenazah korban kebakaran di RS Polri, Kramat Jati, di Jakarta, Jumat (10/9/2021). Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri menyerahkan satu jenazah korban kebakaran Lapas yang telah teridentifikasi atas nama Rudhi bin Ong Eng Cue kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Pihak RSUD Tangerang menyampaikan, sebanyak enam orang korban kebakaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Tangerang masih menjalani perawatan intensif di RSUD Tangerang. Keenam pasien yakni N (34 tahun), Y (33), M (44), I (27), T (50) dan S (35). “Saat ini masih enam pasien yang dirawat,” ujar Humas RSUD Tangerang Hilwani, Ahad (12/9).

Dia menuturkan, dari enam korban yang masih menjalani perawatan intensif, tiga orang di antaranya dalam kondisi parah dan masih terus berupaya untuk dapat bertahan hidup. Para pasien mengalami trauma gejala nafas. “Tiga pasien (di antaranya) kondisinya kritis sekarang,” kata dia.

Sejak insiden kebakaran pada Rabu (8/9) lalu, pihak RSUD Tangerang diketahui menerima sebanyak 10 orang korban kebakaran. Tercatat, empat pasien diantaranya meninggal dunia saat menjalani perawatan. Keempatnya yakni T (46), A (30), dan HA (50), dan H (42).

T, A, dan HA mengembuskan napas terakhir pada Kamis (9/9) pagi. Ketiganya mengalami luka bakar hingga 98 persen. Pihak rumah sakit mengatakan telah mengerahkan berbagai upaya untuk dapat menyelamatkan pasien dengan memanfaatkan alat bantu serta pemeriksaan laboratorium dan penunjang lainnya, namun tidak berhasil karena adanya masalah multi organ pada pasien.

Kemudian, H juga meninggal dunia, tepatnya pada Sabtu (11/9) sekira pukul 21.30 WIB. H tidak dapat bertahan hidup, meski sebelumnya telah menjalani operasi pembersihan luka dan operasi pemasangan selang di paru-paru pada Kamis (9/9).

Hilwani mengatakan, berdasarkan informasi yang dihimpun, pasien mengalami trauma gejala nafas lantaran cukup lama terkepung kobaran api di dalam sel. Sehingga mengganggu kelancaran organ pernafasan. “Ada trauma inhalasi atau trauma gejala nafas sampai di paru-paru, jadi sudah berat sampai paru-paru,” tuturnya.

Insiden kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang yang terjadi pada Rabu (8/9) sekira pukul 01.45 WIB telah menyebabkan 45 orang meninggal dunia. 40 orang diantaranya meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP), satu orang tidak terselamatkan saat dilarikan ke rumah sakit, dan empat orang lainnya meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Tangerang.

Sementara itu, jumlah korban yang mengalami luka berat dan masih menjalani perawatan intensif di RSUD Tangerang sebanyak enam orang. Adapun, 71 orang lainnya mengalami luka ringan atau sudah dalam kondisi sehat. Diketahui, peristiwa kebakaran meluluhlantakkan blok C2 di Lapas Kelas 1 Tangerang yang dihuni oleh 122 warga binaan pemasyarakatan (WBP).

Pihak kepolisian telah menaikkan kasus kebakaran tersebut ke tingkat penyidikan dan mendalami adanya dugaan kelalaian dalam insiden yang memakan puluhan jiwa itu. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement