REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Manusia memang tidak bisa memilih kapan dan di mana mereka meninggal nantinya. Ada yang meninggal di tempat yang mulia seperti masjid, ada juga yang meninggal di tempat sebaliknya seperti kamar mandi.
Banyak yang mengaitkan kematian di kamar mandi ini sebagai kematian yang buruk. Bahkan ada yang menduga bahwa ini adalah tanda suul khotimah. Apa pendapat ulama mengenai ini?
Anggota Fatwa Dar Al-Ifta Mesir, Syekh Abdullah Al Ajmi mengatakan kematian dalam konsdisi ini tidak serta merta menjadi pertanda sebagai suul khatimah.
Penjelasan ini dipublikasikan dalam platform YouTube resmi Dar Al-Ifta setelah seseorang bertanya mengenai hal tersebut.
“Tentu saja tidak. Seseorang mungkin masuk kamar mandi untuk berwudhu, terpeleset, dan jatuh di kepalanya, lalu dia meninggal. Apakah ini akhir yang buruk? Tentu saja tidak, karena kematian di kamar mandi bukanlah bukti dari akhir yang buruk,” katanya dilansir dari Elbalad, Ahad (12/9).
Komite Fatwa Akademi Riset Islam juga mengatakan, kematian di kamar mandi tidak menunjukkan hukuman seseorang atau akhir yang buruk dan sejenisnya.
“Seorang pria meninggal di toilet saat berwudhu, apakah ini bukti akhir yang buruk?” Kematian di toilet tidak menunjukkan hukuman atau kesimpulan yang buruk atau apa pun, tapi itu adalah takdir Tuhan Yang Maha-Esa, dan kita harus berpikir positif tentang orang yang meninggal saat hendak sholat ini,”jelas lembaga tersebut.
Adapun Direktur Departemen Dar Al-Ifta Mesir, Syekh Muhammad Wissam, mengatakan kematian di kamar mandi bukanlah bukti akhir yang buruk bagi seorang Muslim. Apalagi dugaan bahwa dia adalah salah satu penghuni Neraka.
Wissam menambahkan, kematian di kamar mandi bukan menunjukkan hukuman atau suul khatimah dan sejenisnya. Kondisi ini disebutnya merupakan takdir Tuhan Yang Maha-Esa. Sebagai seorang Muslim, dia mengajurkan agar berhusnuzon (prasangka baik) kepada yang meninggal. Alkhaledi Kurnialam
https://www.elbalad.news/4961114