REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Anak-anak berusia 12-17 tahun akan mendapatkan akses ke vaksin virus corona Moderna mulai Senin (13/9). Pasokannya akan disuplai dari satu juta dosis yang baru datang dari Eropa.
Kelompok Penasihat Teknis Australia untuk Imunisasi (ATAGI) telah merekomendasikan suntikan Moderna untuk orang berusia 12-59 tahun dan akan dapat diakses melalui apotek. Satu juta dosis tambahan bersumber dari negara-negara anggota Uni Eropa.
"Keluarga sekarang dapat pergi bersama ke apotek mereka untuk mendapatkan vaksinasi mereka,” kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison dilansir dari the Australian pada Ahad (12/9).
Dosis ekstra Moderna adalah dosis surplus yang awalnya ditujukan untuk Spanyol, Republik Ceko, Portugal, dan Bulgaria. Namun dosis itu diamankan oleh diplomat Australia yang bekerja sama dengan rekan-rekan di Komisi Eropa dan di Swedia dan Norwegia.
"Saya ingin berterima kasih kepada Moderna atas dukungan mereka terhadap pengaturan ini, serta Norwegia dan Swedia yang telah membantu memfasilitasi kesepakatan ini selama beberapa minggu terakhir ini," ujar Morrison.
ATAGI mengatakan anak-anak berusia 12 tahun dapat mulai menyingsingkan lengan baju mereka untuk suntikan Moderna secepatnya setelah pengiriman dari Eropa tiba. Lebih dari 3600 apotek di seluruh Australia akan berbagi dosis, dengan setengahnya menerima dosis mereka sepanjang pekan mulai 20 September. Apotek lainnya akan menerima dosis mereka segera setelah.
Diketahui, suntikan Moderna menggunakan ilmu pengetahuan modern yang sama dengan produk Pfizer, yaitu mRNA, untuk mencegah penyakit serius akibat virus corona. "m" dalam akronim mRNA adalah singkatan dari messenger dan RNA adalah asam ribonukleat, yang ada dalam sel manusia.
Vaksin Moderna menggunakan informasi pembawa pesan untuk mengajari sel cara membuat protein lonjakan, yang kemudian dikenali oleh tubuh sebagai benda asing lalu mendorongnya untuk membangun respons imun. Tanggapan itu kemudian berguna jika penerima vaksin terinfeksi virus corona karena tubuh sudah tahu cara melindunginya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika