REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Koperasi Rimbun Jaya Tiga (RJ3) menggagas sekolah petani di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Sekolah tersebut menerapkan kurikulum tentang ilmu pertanian terapan yang dibutuhkan petani, agar dapat menerapkan pada lahah pertaniannya.
Ketua Koperasi Produsen Rimbun Jaya Tiga Hasrat Elharun Tanjung mengatakan, sekolah petani ini sangatlah penting dalam meningkatkan petani-petani yang terampil, dan bisa melakukan sistem pertanian dengan baik.
“Contohnya dalam mengukur PH tanah dan lainnya, karena petani di era sekarang adalah petani yang sifatnya masih turun-temurun. Oleh karena itu, gagasan sekolah petani ini adalah salah satu langkah yang bertujuan meningkatkan SDM petani yang baik,” kata Hasrat Elharun Tanjung kepada republika.co.id di Bandar Lampung, Ahad (12/9).
Menurut dia, gagasan sekolah petani tersebut telah dibahas dalam rakor lintas sektoral untuk menyusun program kurikulumnya di Sidorejo, Desa Way Harong Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Kegiatan tersebut dihadiri Dinas BPTP Provinsi Lampung, Dinas KPTPH Lampung, Klinik Koperasi Kecamatan Kedondong, Klinik Koperasi Kecamatan Way Lima, anggota Koperasi Rimbun Jaya Tiga, serta anggota petani cabai Desa Babakan Loa yang nantinya bakal mengikuti program sekolah petani.
Hasrat Tanjung mengatakan, dalam sekolah petani RJ3 mempunyai kurikulum dari berbagai tingkatan, seperti pelatihan dasar (basic traning), pelatihan lanjutan (intermediate training), dan pelatihan mahir (advanced training).
Dia mengatakan, program sekolah petani ini adalah salah satu gagasan yang baik, dikarenakan SDM petani di era sekarang masih kurang memahami dunia pertanian yang baik. “Ini adalah salah satu program untuk memajukan petani dari segi mindset agar terwujudnya petani RJ3 yang naik kelas dan mendunia,” ujar Hasrat yang juga alumni Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Nety perwakilan Dinas KPTPH Lampung mengapresiasi gagasan Koperasi RJ3 untuk mendirikan sekolah petani di Lampung. Diharapkan sekolah petani ini dapat membantu pengetahuan petani ke depan agar dapat menerapkannya. Dalam penyusunan kurikulumnya, dia mengharapkan keterlibatan Kelompok Tani dan Gapoktan yang ada di daerah tersebut.
“Program seperti ini sangat membantu petani dalam memahami sektor pertanian dengan baik,” kata Nety.
Perwakilan Dinas BPTP Provinsi Lampung juga mendukung gagasan sekolah petani tersebut. BPTP juga berharap sekolah petani RJ3 harus melibatkan kelompok tani, serta membangun kerjasama dan kemitraan lintas sektoral. Karena, ini adalah program untuk petani, termasuk petani cabai yang ada di Babakan Loa ini juga sangat berantusias dalam program sekolah petani ini.
Kusnadi, petani cabai yang akan mengikuti program sekolah petani mendatang mengatakan, sekolah tersebut sangat membantu dalam menambah pengetahuan dan wawasan dengan adanya program sekolah petani. “Nantinya kami sudah ada empat Kelompok tani yang akan kami ikutkan ekolah petani. Setiap kelompok mengirimkan tiga–lima orang,” ujarnya.