REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Pilot Afghanistan yang dilatih Amerika Serikat (AS) dan personel lainnya mulai meninggalkan Uzbekistan pada Ahad (12/9).
Mereka melarikan diri ke Uzbekistan sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus.
Pemindahan itu diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa gelombang, yang dimulai pada Ahad (13/9).
Seorang pilot yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, gelombang pertama akan terbang menuju ke Uni Emirat Arab (UEA).
Pilot angkatan udara Afghanistan telah melarikan diri ke Uzbekistan pada pertengahan Agustus. Mereka melarikan diri dengan menggunakan 46 armada pesawat Angkatan Udara Afghanistan, termasuk pesawat serang ringan A-29 dan helikopter UH-60 Black Hawk.
Reuters mengungkapkan, selama berada di Uzbekistan para pilot tersebut khawatir akan dipulangkan ke Afghanistan dan dibunuh Taliban.
Mantan pejabat Amerika Serikat mengatakan kepada Reuters bahwa, Taliban menekan Uzbekistan untuk menyerahkan pesawat dan personel Angkatan Udara Afghanistan.
Mantan duta besar Amerika Serikat untuk Uzbekistan, John Herbst, mengatakan, Amerika Serikat berutang budi kepada pilot Afghanistan.
"Kami memiliki rencana untuk memastikan pesawat yang mereka bawa dari Afghanistan kembali ke Amerika Serikat dan tidak kembali ke Taliban,” kata Herbst.
Baca juga : Kisah Pembelotan Tentara AS, Melatih Taliban dan Jadi Mualaf
Sejak kembali menguasai Afghanistan, Taliban berjanji akan memberikan amnesti dan tidak melakukan pembalasan.
Namun janji Taliban itu terdengar hampa bagi pilot Afghanistan. Bahkan sebelum Taliban mengambil alih Kabul, para pilot terlatih Afghanistan yang berbahasa Inggris telah menjadi target utama kelompok militan itu. Para pejuang Taliban melacak dan membunuh beberapa pilot terlatih Afghanistan.
Di kamp Uzbekistan, dekat kota Termez, para pilot menggambarkan bahwa kondisi mereka seperti tahanan. Pergerakan mereka sangat dibatasi, dan pasokan makanan serta obat-obatan tidak mencukupi.
Harapan mereka mulai muncul sekitar seminggu yang lalu, ketika pejabat Amerika Serikat tiba di Uzbekistan untuk melakukan pemeriksaan biometrik warga Afghanistan.
Sebagian besar dari mereka melarikan diri tanpa membawa barang apapun dan hanya selembar pakaian yang melekat di badan mereka.
Taliban tidak memberikan tanggapan terkait situasi di Uzbekistan. Taliban menyita pesawat, termasuk helikopter dan pesawat tak berawak saat pasukan Afghanistan berkuasa.
Taliban menyerukan pengembalian pesawat yang diterbangkan ke luar negeri, sebelum mereka merebut kekuasaan di Kabul.
Penguasa baru Afghanistan mengatakan, mereka akan mengundang mantan personel militer untuk bergabung dengan pasukan keamanan negara yang baru. Taliban menjamin bahwa mereka tidak akan membahayakan.
Baca juga : Shamsi Ali Sebut Islamofobia karena Ketidaktahuan