Senin 13 Sep 2021 13:01 WIB

Wiku: Hadapi Dinamika Covid-19 tanpa Ketakutan Berlebihan

Daerah diminta segera sinkronisasi data perkembangan Covid-19 agar terpantau akurat.

Juru Bicara dan Ketua Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam Keterangan Pers yang ditayangkan secara virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN.
Foto: Istimewa
Juru Bicara dan Ketua Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam Keterangan Pers yang ditayangkan secara virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus memantau perkembangan Covid-19 di seluruh wilayah Tanah Air dan mengevaluasi penanganannya. Hingga saat ini, Pulau Jawa dan Bali masih menjadi wilayah terbesar penyebaran virus, baik kasus positif, kematian, maupun kasus aktif. Namun, tingkat kesembuhan juga mengalami peningkatan.

Demikian dikatakan Juru Bicara dan Ketua Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam Keterangan Pers yang ditayangkan secara virtual oleh Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN, yang diterima Republika.co.id, Senin (13/9). 

Wiku mengatakan, dilihat dari jumlah kasus positif, wilayah Jawa-Bali menyumbang 67,76 persen dari total kasus nasional. Menyusul pada urutan berikutnya adalah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua di urutan terakhir dalam hal jumlah kasus positif.

“Artinya, persentase kasus positif sejalan dengan persentase kasus meninggal pada pulau-pulau di Indonesia,” ujar Wiku.

Menurut dia, tingginya porsi kasus positif di Pulau Jawa-Bali karena wilayah terebut mendominasi populasi di Indonesia, juga terdapat ibu kota negara di dalamnya. Aktivitas sosial-ekonominya menjadi cenderung lebih padat.

Meski begitu, kata dia, dibandingkan dengan kasus positif pada bulan sebelumnya, kasus positif di Jawa dan Bali secara umum telah mengalami penurunan sebesar 74 persen. Wiku mengimbau kepada setiap daerah di Indonesia untuk segera melakukan sinkronisasi data agar perkembangan Covid-19 di daerah terpantau lebih akurat. 

Khususnya, kepada daerah-daerah yang menyumbang kasus tertinggi, pengawasan kepatuhan protokol kesehatan utamanya pada fasilitas umum dan fasilitas sosial melalui Satgas Posko Fasilitas Publik, harus ditingkatkan. Selain itu, perlu adanya penguatan Satgas Posko di tingkat Desa/Kelurahan untuk memastikan pencegahan Covid-19 dilakukan sajak dari tingkatan terkecil. 

"Kewaspadaan harus selalu dijaga, mengingat perkembangan virus Covid-19 masih cukup dinamis," ucap Wiku. 

Virus Covid-19, ungkap Wiku, seperti halnya semua virus, memiliki sifat alami untuk mengalami perubahan terus-menerus. Virus akan terus bermutasi selama virus masih ada di tengah masyarakat, baik pada skala lokal maupun global.

“Dalam hal ini, pemerintah melalui berbagai kebijakan menyeluruh senantiasa berusaha menekan angka kasus. Semakin rendah penularan yang terjadi, semakin kecil pula kemungkinan virus mengalami perubahan menjadi varian baru,” ucap Wiku.

Karena itu, pemerintah berharap masyarakat terus menjaga kesehatan dan mengurangi risiko terpapar virus Covid-19 dengan cara disiplin mengenakan masker, melakukan vaksinasi, juga menerapkan protokol kesehatan lainnya. Wilayah geografis Indonesia yang luas dalam profil kepulauan menuntut strategi pengendalian yang disertai kolaborasi dan sinergi kuat dari berbagai pihak. Dengan partisipasi tiap individu, pandemi akan lebih terkendali.

Dalam masa kedaruratan ini, Wiku mengajak masyarakat untuk menanggapi dinamika seperti ini dengan cermat. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan tanpa terlalu takut berlebihan, sambil melakukan pembelajaran dan perbaikan tiada henti.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement