Senin 13 Sep 2021 14:18 WIB

Wapres Jamin Ketersediaan 11 Komoditas Utama Pangan

Pemenuhan kebutuhan pangan rakyat masih bisa tercukupi meskipun pandemi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Mas Alamil Huda
Wakil Presiden Ma'ruf Amin di acara “Penganugerahan Penghargaan Bidang Pertanian Tahun 2021” di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (13/9).
Foto: Dok. BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Ma'ruf Amin di acara “Penganugerahan Penghargaan Bidang Pertanian Tahun 2021” di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjamin ketersediaan stok pangan masyarakat Indonesia. Menurut Wapres, pemenuhan kebutuhan pangan rakyat masih bisa tercukupi meskipun pandemi Covid-19 telah melanda Tanah Air selama setahun lebih.

"Alhamdulilah pemerintah masih bisa menjamin ketersediaan 11 komoditas utama bagi 273 juta jiwa masyarakat Indonesia," ujar Wapres saar sambutan dalam acara 'Penganugerahan Penghargaan Bidang Pertanian Tahun 2021' di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (13/9).

Adapun 11 komoditas utama pangan antara lain beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng.

Wapres mencontohkan ketersediaan produk beras nasional. Ia mengatakan, produksi beras nasional dalam dua tahun terakhir pun sangat menjanjikan. Bahkan, hingga pekan ketiga Agustus 2021, stok beras mencapai 7,60 juta ton.

"Kondisi kondusif stok pangan di dalam negeri pun diikuti dengan terus meningkatnya kinerja ekspor pertanian," ujar Wapres.

Karena itu, ketersediaan stok pangan itu berimplikasi pada peningkatakan kinerja ekspor pertanian dari Indonesia. BPS mencatat total ekspor pertanian dari Januari hingga Juli 2021 mencapai 2,24 miliar dolar AS, atau meningkat 8,72 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, berbagai upaya optimalisasi terus dilakukan di sektor pertanian. Kementerian Pertanian juga terus menciptakan beragam kebijakan dan kerja sama yang sangat intens dengan pemerintah daerah untuk mengantisipasi dalam memenuhi kebutuhan pangan rakyat.

"Indonesia negara keempat terbesar sedunia setelah China, Amerika, dan India, di bawah kita Pakistan dan Brasil. Kepala daerah harus betul-betul concern (dengan pertanian) dan inilah yang kita coba lakukan hari ini," kata Syahrul.

Ia juga mendorong stimulus dan rencana aksi harus terus dilakukan ke depan agar sektor pertanian terus tumbuh positif. Sehingga sektor pertanian bisa penyelamat negara tidak terperangkap dalam resesi ekonomi berkepanjangan.

Kementan, kata Syahrul, telah menetapkan lima pendekatan, yakni peningkatan produksi pertanian dengan peningkatan kapasitas produksi melalui mekanisasi, efisiensi dan pendekatan teknologi tepat guna, diversifikasi pangan lokal juga penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, dan gerakan tiga kali ekspor.

“Sinergi antara pusat dan daerah penting dilakukan agar tidak ada lagi ketimpangan pembangunan antar pusat dan daerah, atau daerah dengan daerah,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement