Senin 13 Sep 2021 14:23 WIB

Simulasi Bencana di Pacitan, Mensos Risma Ingatkan Ini

Simulasi dilakukan untuk menyiapkan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan tsunami.

Rep: Febryan A/ Red: Mas Alamil Huda
Mitigasi bencana tsunami. Ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Mitigasi bencana tsunami. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Taruna Siaga Bencana (Tagana) menggelar simulasi evakuasi mandiri masyarakat Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, di Pelabuhan TPI Tamperan, Pacitan, Sabtu (11/9). Simulasi dilakukan untuk menyiapkan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya tsunami akibat gempa megathrust

Menteri Sosial (Mensos) Risma terlibat langsung dalam kegiatan itu. Ia pun menyampaikan pesan khusus kepada Tagana Kabupaten Pacitan. "Pastikan kalian membuat simulasi lebih detail ke mana masyarakat harus menyelamatkan diri. Perhitungkan yang mengungsi adalah lanjut usia dengan waktu hanya sekitar 20 menit," kata Risma dalam siaran persnya, Senin (13/9). 

Risma berpesan kepada pemerintah daerah dan pilar sosial untuk memperhatikan serius penyelamatan terhadap kelompok rentan, termasuk lanjut usia. "Kasih titik di mana saja mereka tinggal. Ini akan memudahkan langkah evakuasi," ujarnya. 

Koordinator Tagana Jawa Timur, Twi Adi, mengatakan, pelatihan dan simulasi evakuasi bencana merupakan agenda rutin yang dilakukan relawan Tagana. Tujuannya untuk mempersiapkan mereka sebagai sukarelawan yang siap dalam penanganan pra dan pascabencana. 

"Relawan Tagana juga diberikan materi terkait kebijakan Kemensos dalam rangka pengurangan risiko bencana,” ujar Twi. 

Seperti diketahui, wilayah Kabupaten Pacitan berdasarkan penelitian BMKG termasuk dalam zona merah. Sebab, lokasinya dekat dengan teluk yang mengumpulkan tenaga gelombang tinggi dan relatif dekat dengan letak episentrum gempa. 

Simulasi yang dilakukan Sabtu lalu dimulai dengan raungan sirene di semua penjuru wilayah. Kepanikan melanda. Hanya dalam hitungan detik, masyarakat tumpah ruah ke jalanan untuk menyelamatkan diri untuk menuju dataran yang lebih tinggi. 

Sirene menyala karena adanya guncangan keras dari gempa megathrust yang timbul karena tumbukan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Fenomena tektonik ini berkekuatan 8 skala richter (SR) dengan epicenter 300 kilometer Tenggara Pacitan dan kedalaman 19 kilometer. Selang beberapa saat, gelombang pasang 20 meter menyapu daratan, didahului surutnya air laut. 

Di tengah kondisi mencekam, sekelompok orang berseragam biru sibuk mengatur massa dan mengarahkan mereka ke titik evakuasi yang telah ditentukan. Beberapa dari mereka menuntun lansia dan distabilitas yang tertatih. Mereka adalah tim Tagana yang membantu masyarakat menuju titik evakuasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement