REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengunjung yang datang ke objek wisata Saung Angklung Udjo di Kota Bandung relatif masih sedikit pascadiperbolehkan beroperasi di masa penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3. Mereka yang datang mayoritas konsumen yang telah memesan tiket sejak lama.
"Sekarang kita buka tapi pengunjung belum tahu juga jadi belum kelihatan, lebih banyak orang yang sudah booking dari tahun kemarin," ujar Direktur Saung Angklung Udjo (SAU), Taufik Hidayat saat dihubungi, Senin (13/9).
Ia menuturkan, mereka yang memesan langsung datang ke lokasi relatif masih kecil dan mengalami kendala. Beberapa kendala yang dihadapi jika memesan secara on the spot yaitu pembatasan usia yang boleh masuk ke objek wisata.
"Kalau on the spot masih sedikit, masih terkendala umur di bawah 12 tahun dan orang tua belum divaksin. Kita wisata keluarga. Pembatasan usia otomatis masih banyak orang yang tidak bisa masuk," katanya. Meski begitu, ia mengakui mulai terjadi pergerakan aktivitas di Saung Angklung Udjo.
Di samping pembatasan usia, kendala lainnya yang dirasakan di lapangan yaitu penggunaan QR Code pada aplikasi PeduliLindungi yang belum optimal. Pihaknya merasakan beberapa kendala di lapangan.
"QR Code Peduli Lindungi itu termasuk kendala ada yang tidak punya HP, tidak punya QR Code, ada lowbat. Banyak, ada kendala pengunjung," katanya.
Taufik mengatakan pengurusan terkait penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk skrining pengunjung dan karyawan dihimpun oleh Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia. Ia merasa pemanfaatan aplikasi tersebut belum optimal dan efektif.
"Ketika tadi menggunakan aplikasi itu ada tamu yang tidak bawa HP dan lowbat tidak menggunakan tipe OS Android, ada HP space penuh, jaringan tidak lancar yang membuat aplikasinya kurang efektif di beberapa masih belum optimal," katanya.
Terkait infrastruktur sendiri, ia menegaskan Saung Angklung Udjo sudah siap menunjang protokol kesehatan. "Infrastruktur sudah siap yang belum itu optimalisasi aplikasi masih uji coba," katanya.