'Berikan Konten yang Mengedukasi Wujud Bela Negara'
Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi content creator. | Foto: Www.freepik.com
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seluruh Konten Kreator yang ada di Indonesia khususnya anak-anak generasi muda seperti milenial dan generasi Z diharapkan bisa memberikan konten yang bermanfaat dan mengandung edukasi bagi masyarakat Indonesia. Hal ini agar masyarakat bisa semakin cerdas dan bangsa Indonesa bisa memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam memajukan Tanah Air.
"Karena saya sangat yakin bahwa di Indonesia ini banyak sekali anak-anak muda yang mau bergerak, beraksi dalam upaya membuat konten yang mengedukasi buat pemirsa demi kemajuan bangsanya. Mereka akan muncul sesuai dengan zamannya. Karena untuk menjadi orang yang sukses harus melihat sesuatu dalam bentuk yang lain, tentunya harus kreatif dalam melihat sesuatu untuk menjadi lebih berguna bagi banyak orang," kata Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Kementerian Pertahanan (Dirjen Pothan Kemhan) RI Mayjen TNI Dadang Hendrayudha, pada acara Ngopi Daring Bela Negara dengan tema "Aku, Konten, dan Bela Negara" yang diselenggarakan oleh Ditjen Pothan Kemhan RI di Jakarta, Kamis (9/9).
Mayjen Dadang mengatakan Indonesia memiliki potensi yang cukup besar, dengan populasi penduduk sekitar 271 juta serta pengguna gawai sebanyak hampir 170 juta. Dan itu akan sangat berbahaya jika tidak dikelola dengan baik. Yang mana salah satu ancaman yang harus terus diwaspadai adalah terorisme. Di mana jaringan kelompok terorisme ini masih sering melakukan pembodohan dengan melakukan upaya propaganda melalui media sosial.
"Adanya konten kreator yang memberikan konten edukatif ini juga adalah salah satu upaya bela negara, untuk memberikan pembelajaran kepada masyarakat, untuk lebih baik dalam penggunaan medsos. Untuk itu saya mengajak kepada saudara-saudara semua, untuk melakukan 3 yaitu Saring Sebelum Sharing. Karena masyarakat harus bijaksana dalam menggunakan medsos," katanya.
Lebih lanjut alumni Akmil tahun 1988 ini sangat berharap agar masyarakat ataupun para generasi muda yang berprofesi sebagai konten kreator bisa memberikan edukasi yang mencerahkan, menyejukkan, dan membuat damai kepada masyarakat. Ini agar supaya masyarakat mendapat suguhan suguhan yang positif.
"Mari kita memberikan apresiasi kepada anak muda yang selalu memberikan hal hal yang positif. Bela negara sekarang bukan untuk angkat senjata, tetapi orang-orang yang berkarya bukan yang banyak gaya, dengan mengancam dan menjelek-jelekkan," katanya.
Untuk itu, perwira tinggi berpangkat bintang dua yang pernah menjabat sebagai Kepala Biru Umum (Karoum) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini meminta kepada masyarakat untuk turut serta berperan dalam membuat karya-karya yang kreatif demi memajukan bangsa ini.
"Saya minta kepada masyarakat yang hadir langsung ataupun secara online semuanya untuk melakukan Bela Negara dengan cara berbuat baik dan benar apapun status sosial kita. Harus bisa berkarya untuk kemajuan bangsa ini," kata mantan Kasubdit Kontra Propaganda dan Kasubdit Kesiapsiagaan BNPT ini mengakhiri.
Sementara itu, Atta Halilintar menceritakan bahwa pada awalnya saat dirinya menjadi konten kreator mempunyai mimpi membuat lapangan pekerjaan yang banyak dengan menjalankan sebuah usaha yang bisa memberikan lapangan pekerjaan. Tetapi nyatanya hanya menjadi konten kreator saja tidak akan bisa memberikan lapangan pekerjaan.
Ketika masuk di dunia konten kreator harus mempertebal mental dalam kritikan, untuk tetap bertahan di dunia entertaiment. Saya mengawali menjadi konten kreator dengan mempromosikan produk yang dijual, kemudian terus konsisten dalam membuat konten pastinya akan membuahkan hasil,” ujar Atta.
Menurutnya sebagai bentuk peduli kepada Indonesia, konten kreator harus juga terus mengedukasi. Karena inilah cara yang digunakan dalam bentuk bela negara "Konten kreator mempunyai tanggung jawab moral yang besar, proses pendewasaan juga hal yang penting dalam membangun dan membuat konten dalam membangkitkan nasionalisme kita, cinta pada negara Indonesia, dan peduli kepada sesama," ujar Atta.