REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat mengimbau masyarakat agar waspada terhadap prediksi perubahan cuaca angin kencang disertai curah hujan tinggi selama beberapa hari ke depan.
"Berdasarkan prediksi BMKG sebelumnya saat ini belum masuk musim hujan, tapi perubahan cuaca yang terjadi sekarang menurut BMKG diperkiraan akibat adanya tekanan angin dingin dari Filipina. Hal ini berdampak angin dan hujan di Indonesia khususnya di Mataram," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noor, Senin (13/9).
Oleh karena itu, masyarakat harus tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang bisa terjadi kapan saja. Angin kencang bisa berdampak pada pohon tumbang dan potensi angin ribut.
Bahkan, katanya, dampak dari hujan lebat dua hari terakhir ini telah terjadi dua pohon tumbang pada beberapa titik di wilayah Cakranegara. "Akibat pohon tumbang itu, tidak ada korban jiwa dan materi karena pohon tumbang ke jalan. Kami bersama tim satgas bencana lainnya langsung melakukan penanganan," katanya.
Sementara menyinggung tentang ketinggian gelombang, menurut Mahfuddin, secara umum di Selat Lombok termasuk di wilayah Ampenan berkisar 0,5-2,5 meter. "Kami juga mengimbau nelayan agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca. Untuk melaut, nelayan bisa menyesuaikan sebab nelayan sudah lebih hafal kondisi bagaimana bisa atau tidak turun melaut," katanya.
Namun demikian, ia tetap melakukan pengawasan melalui tim reaksi cepat (TRC) BPBD dengan berpatroli memantau sejumlah kawasan rawan bencana. Seperti di sepanjang sembilan kilometer laut wilayah Kota Mataram, titik-titik genangan, serta di pinggir sungai yang menjadi titik-titik rawan longsor.
"Alhamdulillah, sejauh ini untuk longsor di pinggir sungai belum ada dan kondisi debit air masih relatif normal. Patokan kita sungai di Kekalik, kalau meluap berarti debit air naik," kata Mahfuddin.