REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW -- Penasihat Negara Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, sakit sehingga persidangannya pada Senin hari ini (13/9) ditunda.
Suu Kyi seharusnya tampil di hadapan pengadilan khusus di Kotapraja Zabuthiri, Naypyitaw, pada Senin, setelah libur selama delapan minggu yang ditetapkan oleh junta militer sejak pertengahan Juli.
“Dia tidak sehat. Dia bilang dia merasa sangat pusing karena mabuk kendaraan, pilek dan wajahnya merah,” ungkap salah satu anggota tim kuasa hukumnya, U Khin Maung Zaw, dikutip dari media lokal The Irrawaddy, Senin.
Tim kuasa hukumnya sempat bertemu Suu Kyi pada Senin pagi selama sekitar 10 menit. Suu Kyi meminta pengacaranya mengajukan absen dari proses persidangan pada hari ini.
“(Daw Aung San Suu Kyi) mengatakan kepada kami untuk meminta cuti baginya dan bahwa dia akan membahas detail tentang kasusnya (pada hari Selasa). Kami berharap dia akan datang dan jika dia datang, sidang akan dilanjutkan,” kata U Khin Maung Zaw.
Maka dari itu, pengadilan menunda sidang untuk tiga kasus terhadap Suu Kyi terkait kepemilikan walkie-talkie impor ilegal, pelanggaran UU Telekomunikasi dan UU Penanggulangan Bencana Alam, hingga Senin depan.
Suu Kyi dijadwalkan tampil dalam persidangan untuk dua kasus lain yang menjeratnya pada Selasa. Adapun Suu Kyi yang berada di bawah tahanan rumah sejak kudeta militer pada 1 Februari menghadapi enam dakwaan terkait dugaan pelanggaran pembatasan Covid-19, kepemilikan walkie-talkie, serta penghasutan.
Junta Myanmar juga telah mengajukan empat tuduhan korupsi terhadap Suu Kyi. Myanmar diguncang kudeta sejak 1 Februari di mana militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.
Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan. Kelompok pemantau sipil melaporkan sebanyak 1.080 orang tewas sejak militer melakukan kudeta dan 6.398 orang masih ditahan hingga 11 September.