Selasa 14 Sep 2021 01:47 WIB

Pusat Belanja Makin Aman karena Terapkan Dua Lapis Prokes

Penerapan prokes membantu pemerintah melacak masyarakat yang positif Covid-19.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Petugas menunjukkan cara penggunaan aplikasi PeduliLindungi kepada warga yang akan memasuki kawasan pusat perbelanjaan di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (8/9). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyatakan, kegiatan perbelanjaan bagi masyarakat semakin aman karena telah berhasil menerapkan dua lapis protokol secara lengkap.
Foto: ANTARA/Basri Marzuki/rwa.
Petugas menunjukkan cara penggunaan aplikasi PeduliLindungi kepada warga yang akan memasuki kawasan pusat perbelanjaan di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (8/9). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyatakan, kegiatan perbelanjaan bagi masyarakat semakin aman karena telah berhasil menerapkan dua lapis protokol secara lengkap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyatakan, kegiatan perbelanjaan bagi masyarakat semakin aman karena telah berhasil menerapkan dua lapis protokol secara lengkap. APPBI juga menyampaikan dari penerapan tersebut, justru membantu pemerintah dalam melacak masyarakat positif Covid-19 yang masih beraktivitas di luar rumah.

Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja, mengatakan, protokol kesehatan dasar yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dapat diterapkan kepada para pengunjung pusat belanja. Selain itu, protokol tambahan yakni wahib vaksinasi yang diverifikasi lewat aplikasi PeduliLindungi telah diterapkan secara lancar oleh para pengelola mal.

"Pemberlakuan kedua protokol itu tujuannya untuk memastikan semua orang yang ada di pusat perbelanjaan dalam keadaan sehat karena penerapan protokol wajib vaksinasi tidak meniadakan protokol kesehatan yang sudah ada," kata Alphonzus dalam keterangan tertulisnya diterima Republika.co.id, Senin (13/9).

Ia mengatakan, sistem aplikasi PeduliLindungi bahkan terbukti mampu menolak ribuan orang yang terdeteksi positif Covid-19 yang akan masuk ke pusat perbelanjaan.

"Ribuan orang tersebut mendapatkan notifikasi hitam saat memincai QR Code di pintu masuk. Ini membuat pusat belanja semakin aman dan sehat untuk dikunjungi," katanya.

Dengan ditolaknya ribuan orang itu, ia menilai semakin menegaskan bahwa pusat perbelanjaan selalu memberlakukan dan protokok kesehatan secara ketat, disiplin dan konsisten.

Meski begitu, Alphonzus mengingatkan, penanganan masyarakat yang terpapar Covid-19 yang terdeteksi lewat aplikasi harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Sebab, mereka seharusnya melakukan isolasi di tempat khusus untuk memastikan tidak berkeliaran dan menularkan virus di tempat umum.

Di sisi lain, meski pusat belanja saat ini mampu menolak orang-orang yang terpapar Covid-19, perlu diperhatikan untuk tempat-tempat umum lainnya yang belum memiliki kemampuan serupa. Hal itu agar kegiatan masyarakat di tempat umum semakin terkendali dan fasilitas umum semakin aman.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement