REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mahaka Media Tbk akan melakukan penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Aksi korporasi ini dilakukan untuk memperkuat kas perseroan. Pandemi Covid-19 diakui sangat berpengaruh terhadap kinerja perseroan.
"Pandemi berdampak pada pendapatan usaha perseroan sehingga penambahan modal ini penting untuk mendukung kelanjutan ekspansi usaha," kata Direktur Utama PT Mahaka Media Tbk Adrian Syarkawie, Senin (13/9).
Melalui aksi korporasi tersebut, emiten dengan kode saham ABBA ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,2 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100. Sehingga, potensi dana yang bisa dihimpun dari rights issue ini maksimal mencapai Rp 120 miliar.
Menurut Adrian, seluruh dana yang dihimpun dalam rights issue setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja. Selain itu, dana juga akan digunakan untuk investasi di sektor teknologi digital.
Sebelumnya, ABBA telah mendapatkan restu dari para pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Agustus 2021. Pelaksanaan penambahan modal direncanakan tidak lebih dari 12 bulan terhitung sejak tanggal persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dengan rights issue ini, Adrian mengatakan perusahaan dapat memperkuat struktur permodalan serta bisa mengembangkan kegiatan usaha dan meningkatkan kinerja perseroan. Rights issue juga akan mendukung pertumbuhan bisnis perseroan sehingga akan berpengaruh positif terhadap ekuitas dan aset terutama posisi kas perseroan.
Penambahan modal ini akan memberikan pengaruh pada pemegang saham yang tidak menggunakan haknya. "Otomatis bagi pemegang saham yang tidak menggunakan haknya untuk memesan saham baru pada HMETD akan terdelusi sebanyak-banyaknya 30,34 persen," terang Adrian.
Adrian menjelaskan, perseroan berencana menggunakan seluruh dana rishgts issue, untuk modal kerja perseroan dan anak-anak perusahaan. Perseroan akan melakukan investasi di sektor teknologi digital melalui pengembangan usaha anak perseroan yang saat ini sudah berjalan.
Selain itu, lanjut Adrian, perseroan akan melakukan investasi baru untuk pengembangan aplikasi dan pembelian hardware. Perseroan juga tidak menutup kemungkinan untuk berinvestasi perusahaan rintisan yang berpotensi untuk dikembangkan dengan melakukan penyertaan modal di dalamnya.
Adrian optimistis kinerja perseroan akan semakin membaik ke depannya. Meskipun diakuinya kondisi semester I 2021 masih cukup menantang. Tantangan terutama datang sisi bisnis cetak. "PPKM menyebabkan distribusi koran terganggu sedangkan Republika sangat tergantung sekali pada pelanggan," kata Adrian.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Adrian menjelaskan, perseroan akan memperkuat sisi digital. Hal ini seiring dengan perkembangan digital yg sangat pesat di Indonesia tercermin dari jumlah pengguna gawai yang sangat besar di Indonesia.
Pada tahun ini, menurut Adrian, perseroan akan memprioritaskan alokasi belanja modal untuk menyasar market anak muda. Tidak tertutup kemungkinan, perseroan juga akan mengalokasikan belanja modal untuk melakukan pengembangan produk baru.