Warga Lumajang Budidaya Lebah Madu Klanceng saat Pandemi
Red: Bilal Ramadhan
Peternak memanen madu koloni lebah klanceng (trigona sapiens), yang dikembangbiakan bersama warga. | Foto: ANTARA/IDHAD ZAKARIA
REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Warga di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur melakukan budidaya lebah madu klanceng saat pandemi seiring dengan permintaannya yang cukup tinggi di beberapa daerah karena madu dipercaya sebagai salah satu suplemen untuk menambah imunitas saat pandemi.
"Dulu saya mencari madu liar dari lebah di hutan, sehingga saya harus pergi ke hutan untuk memenuhi kebutuhan produksi madu cerana," kata Sadi di Desa Bedayu, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
Ia mengatakan madu tidak hanya manis di lidah namun juga manis di kantong karena mampu menghasilkan pundi-pundi Rupiah seiring dengan meningkatnya permintaan, sehingga beralih dari mencari madu di hutan dengan melakukan budidaya lebah madu klanceng.
"Seiring dengan adanya permintaan madu klanceng yang semakin meningkat, maka akhirnya saya memulai budidaya tawon klanceng. Untuk memenuhi kebutuhan produksi, saya punya 2.000 kotak lebah madu," tuturnya.
Menurut dia, ribuan kotak lebah madu tersebut dititipkan ke masyarakat sekitar dengan sistem bagi hasil, sehingga masyarakat sekitar diuntungkan karena dari kotak lebah madu tersebut hasil panennya nantinya akan dibeli kembali.
"Kotak saya yang ada di rumah warga hampir 2 ribu kotak sampai di desa Barat, Pandansari termasuk di desa saya sendiri. Permintaan madu klanceng meningkat 80 persen sampai saya kesulitan memenuhi permintaan itu," katanya.
Sadi memasarkan madu tersebut berbekal media sosial, sehingga mampu memasarkan produk madu klancengnya hingga luar kota seperti Bali, Madiun, Nganjuk dan berbagai kota lainnya.
Untuk memastikan produksi madu klanceng yang berkelanjutan tersebut, Camat Senduro Nurman Riyadi berharap ada campur tangan perangkat daerah di Pemkab Lumajang.
Khususnya dalam manajemen kelompok para pembudidaya lebah karena faktanya bahwa pemberdayaan budidaya lebah klanceng belum maksimal tanpa adanya manajemen kelompok.
"Untuk meningkatkan produksi, kelembagaan harus dibangun, manajemen panennya juga harus dibangun, sehingga harus ditentukan biar keberadaan produk madu klanceng dapat tersedia secara kontinyu," katanya.