Selasa 14 Sep 2021 13:45 WIB

Legislator Dorong Pemerintah Perbaiki Sistem PeduliLindungi

Ada 3.000 lebih orang positif Covid-19 yang justru pergi ke mal, bandara, dan pabrik.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Mas Alamil Huda
Pengunjung melakukan pemindaian kode batang melalui aplikasi PeduliLindungi saat akan memasuki pusat perbelanjaan Grand Mall Solo di Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Pengunjung melakukan pemindaian kode batang melalui aplikasi PeduliLindungi saat akan memasuki pusat perbelanjaan Grand Mall Solo di Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo menyayangkan adanya 3.000 lebih orang positif Covid-19 yang justru pergi ke mal, bandara, dan pabrik. Namun, hal tersebut juga bisa saja disebabkan oleh kesalahan sistem dari aplikasi PeduliLindungi.

"Untuk segera diperbaiki, disempurnakan sistem sudah bagus saya kira Pedulilindungi ya, artinya sistem sudah bagus kalau tahu ada kelemahan data perlu diperbaiki," ujar Rahmad saat dihubungi, Selasa (14/9).

Pasalnya, hingga saat ini masih ada banyak laboratorium yang belum terintegrasi dengan PeduliLindungi. Sehingga bisa saja ada kesalahan input terkait status Covid-19 seseorang yang menjalanlan tes.

"Perlu disempurnakan, namun yang paling penting adalah fungsi kontrol, fungsi pengawasan di lapangan. Artinya, ketika sudah dinyatakan positif harus segera disampaikan kepada sampai ke puskesmas, lurah, desa, sampai ke RT," ujar Rahmad.

Namun, jika memang tidak ada kesalahan pada sistem aplikasi, ia menyayangkan adanya pengawasan yang lemah terhadap orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sebab masih ribuan orang yang dengan bebas berkeluyuran.

"Ini mana yang celah-celah yang bobolnya sampai positif itu. Itu harus dicari dan jangan sampai itu terjadi kembali," ujar Rahmad.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengakatan, sudah ada sebanyak 29.110.825 orang yang menggunakan aplikasi Pedulilindungi setelah kurang lebih sebulan peluncurannya. Namun, ada lebih dari 3.000 orang yang positif Covid-19 yang terdeteksi aplikasi tersebut tidak melakukan isolasi. 

"Kita bisa lihat tetap saja ada 3.830 orang yang masuk kategori hitam, hitam itu artinya positif Covid tapi masih jalan-jalan," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Senin (13/9). 

Dari jumlah tersebut, 3.161 orang terdeteksi melakukan check in saat ingin masuk ke mal atau pusat perbelanjaan. Sedangkan 348 orang lainnya, terdeteksi saat masuk ke dalam pabrik-pabrik industri. 

"Masih masuk ke bandara 43 orang, masih naik kereta juga 63 orang, masih masuk restoran 55 orang. Padahal orang-orang ini adalah orang-orang yang sudah teridentifikasi positif Covid-19, yang harusnya stay di rumah atau isolasi terpusat," ujar Budi. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement