REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandung melakukan pengerukan sedimen pada aliran sungai yang berada di wilayah Kota Bandung jelang musim penghujan awal September. Kebijakan tersebut dilakukan untuk meminimalisasi potensi terjadinya banjir.
"Pekerjaan besar, pengerukan sungai beberapa sungai dilakukan. Sungai di Panyileukan, Rancabolang, Leuwipanjang sudah. Kopo Citarip sudah dan Sungai Cipamulihan Pasar Induk Gedebage, yang Pasteur sudah, ujar Kepala Dinas PU Kota Bandung, Didi Riswandi saat dihubungi, Selasa (14/9).
Ia melanjutkan, program rutin Dinas PU tetap dilaksanakan seperti pembuatan drumpori. Sedangkan penanaman pohon berkurang karena petugas difokuskan untuk melakukan kegiatan pengerukan.
Terkait upaya penertiban bangunan liar di bantaran sungai, Didi mengaku bekerjasama dengan Komandan Sektor 22 Citarum Harum untuk melaksanakan penertiban. Beberapa tempat yang dilakukan penertiban seperti di sungai yang berada di wilayah Arcamanik dan Buah Batu.
"Itu bertahap (penertiban) dengan sektor 22," katanya. Ia menuturkan, beberapa aliran sungai dapat meluap hingga menyebabkan banjir karena kondisi hulu hujan deras dan berada di wilayah luar Bandung.
"Ada beberapa sungai dalam tanda kutip Cinambo besar di kabupaten, Citepus besar diatas sama Cibereum. Faktor dominan banjir kalau hujan di hulu kalau yang lain (area tangkapan air) relatif lebih besar," katanya.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan pihaknya terus bekerjasama dengan satgas Citarum harum untuk melakukan penertiban bangunan di bantaran sungai. Ia memastikan akan menindak bangunan yang melanggar.
"Itu bukan peruntukannya, kedua dampaknya kan sungai bisa menjadi kecil terhambat dangkal banyak," katanya.
Ia menuturkan, pada musim penghujan bangunan di bantaran sungai dapat menyebabkan penyumbatan aliran air di sungai. "InsyaAllah akan melakukan itu (penertiban) dengan satgas Citarum Harum," katanya.