REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia kembali menerima kedatangan vaksin Covid-19 tahap ke-61 yakni sebanyak 1.808.040 dosis vaksin dari Sinovac. Menurut Asisten Operasi Kapolri, Irjen Pol Imam Sugianto, vaksin yang tiba pada siang hari ini merupakan vaksin bentuk jadi dan didatangkan melalui kerjasama Covax facility.
“Pada siang hari ini Indonesia kembali kedatangan vaksin Covid-19 sejumlah 1.808.040 dosis vaksin Covid-19 produksi Sinovac dalam bentuk jadi melalui fasilitas Covax. Sehingga total vaksin yang dimiliki Indonesia menjadi lebih dari 243 juta dosis vaksin, baik vaksin jadi maupun bulk,” kata Imam dalam keterangannya melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, usai kedatangan vaksin Sinovac, Selasa (14/9).
Ia mengatakan, kedatangan 1,8 juta dosis vaksin Sinovac ini untuk mengamankan stok vaksin dalam negeri. Upaya ini, lanjutnya, merupakan bentuk kerja keras pemerintah untuk menjalankan program vaksinasi nasional.
Dalam mempercepat capaian target vaksinasi nasional, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan Polri dan TNI untuk turut membantu baik dalam upaya pengamanan stok vaksin, distribusi vaksin, hingga pelaksanaan vaksinasi. Ia menyebut, jumlah vaksin yang sudah terdistribusi ke Polri dari Februari-September 2021 sebanyak 36.729.982 dosis, dengan Jumlah orang yang telah divaksin sebanyak 22.006.078 orang.
“Guna mendukung serbuan vaksinasi, Polri menurunkan personel polri sebagai tenaga vaksinator sebanyak 5.371 personel dengan gerai presisi sebanyak 2.105 gerai,” tambahnya.
Hingga hari ini, lanjutnya, sekitar 73 juta orang telah mendapatkan vaksinasi, atau sekitar 35 persen dari target sasaran vaksinasi yang berjumlah 208 juta penduduk agar dapat tercipta herd immunity. Namun demikian, ia menekankan diperlukannya kerja keras untuk dapat meningkatkan percepatan dan perluasan vaksinasi, khususnya pada kelompok umur lansia dan remaja.
Imam menyampaikan, untuk melakukan percepatan, Polri dan TNI bersama-sama menjalankan sejumlah program, di antaranya serbuan vaksin, vaksin merdeka, vaksinasi mobil, dan berbagai kegiatan vaksinasi lainnya melalui kerja sama dengan pondok pesantren, tempat ibadah, universitas, komunitas dsb.
Selain percepatan vaksinasi, ia juga mendorong ditingkatkannya disiplin protokol kesehatan dan penguatan 3T (tracing, testing, treatment) untuk mempercepat pemulihan kesehatan, membangkitkan produktivitas, dan mengakhiri pandemi.
“Selain vaksinasi yang tidak boleh dilupakan adalah disiplin protokol kesehatan dengan menjalankan protokol kesehatan terutama memakai masker dan mematuhi aturan pembatasan mobilitas yang ditetapkan oleh pemerintah,” kata dia.