REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dijadwalkan untuk berbicara di Majelis Umum PBB pada 21 September mendatang. Ini menjadi pertemuan diplomatik terbesar di dunia yang diadakan dengan format hybrid in-person-virtual, setelah tahun sebelumnya diakan secara virtual karena pandemi virus corona jenis baru (COVID-19).
Biden juga akan melakukan serangkaian pertemuan diplomatik dalam beberapa minggu dan bulan mendatang. Gedung Putih mengumumkan bahwa ia akan menerima kedatangan Perdana Menteri Australia, India dan Jepang di Gedung Putih pada 24 September.
Biden dan tiga pemimpin negara tersebut sebelumnya mengadakan pembicaraan daring pada Maret. Namun, pertemuan di Gedung Putih bulan ini akan menjadi pertemuan puncak tatap muka pertama.
Setiap pembicaraan antara empat negara kemungkinan akan membahas tentang situasi di Afghanistan, serta menawarkan kesempatan untuk menghadirkan front persatuan sebelum pertemuan G20 di Ibu Kota Roma, Italia pada Oktober.
KTT G20 di Roma dan pertemuan iklim utama PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia, akan menyusul pada akhir Oktober dan awal November. Pada Desember, Biden akan mengumpulkan para pemimpin dunia untuk mengadakan KTT Demokrasi virtual yang dipandang sebagai tantangan bagi Cina dan alternatif dari pertemuan tradisional G20. Daftar peserta secara keseluruhan untuk KTT sejauh ini belum dilaporkan.