REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Kelompok masyarakat sipil mencatat jumlah korban tewas selama kudeta militer di Myanmar menjadi 1.088 orang.
Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) mengungkapkan jumlah tersebut setelah penambahan delapan korban tewas asal Magway, Sagaing, Mandalay, serta Yangon.
AAPP melaporkan pasukan junta menembak mati warga lokal bernama Ba Win di bagian kepala saat menyerbu dan membakar rumah penduduk di Desa Htei Hlaw, Kotapraja Gantgaw, Magway, pada 12 September. Ba Win dilaporkan tidak melarikan diri bersama penduduk desa lainnya.
Pada hari yang sama, pasukan junta juga menyerbu Desa Taung Hlyaung, Kotapraja Taungdwingyi, Magway, dan menembak dua bersaudara bernama Myat Soe dan Pyi Gyi ketika penduduk setempat melarikan diri karena ketakutan.
AAPP mengungkapkan militer Myanmar menangkap mekanik sepeda bernama Tun Myint Naing di Kotapraja Khin-u, Sagaing, pada 11 September. Menurut AAPP, Tun Myint Naing diinterogasi dan disiksa, kemudian ditembak di pinggir jalan pada bagian kepala dan punggung.
Pada 10 September, AAPP mengatakan warga bernama Rar Jar ditangkap ketika dia bertemu dengan tentara junta yang sedang berpatroli di jalan di Kotapraja Tamu, Sagaing.
“Pada tanggal 11 September, jenazahnya ditemukan oleh penduduk setempat. Ada luka tembak dan luka yang konsisten dengan penyiksaan di tubuhnya,” ungkap AAPP dalam keterangannya, Senin malam (13/9).
AAPP sekaligus melaporkan militer Myanmar menembaki mobil yang dikendarai Aung Ko Lwin ketika dia tidak berhenti ketika diperintah tentara di Kotapraja Dagon Utara, Yangon, pada 11 September. Akibatnya, Aung Ko Lwin tewas, sementara seorang perempuan dalam kondisi kritis setelah terluka di bagian perut dan kaki.
Selain itu, pasukan junta melepaskan tembakan tanpa alasan di Kotapraja Wundwin, Mandalay, pada 9 September, yang mengakibatkan warga bernama Maung Maung Than tewas. Korban Maung Maung Than tertembak di bagian leher dan punggung ketika dia sedang mendengarkan musik di rumahnya.
Data AAPP menunjukkan 6.449 orang masih ditahan hingga 13 September serta 275 orang dijatuhi hukuman secara langsung. Myanmar diguncang kudeta sejak 1 Februari di mana militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.
Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.