REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Permata Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 639 miliar pada kuartal II 2021. Adapun realisasi ini tumbuh 70 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan Lea Setianti Kusumawijaya mengatakan perolehan laba bersih didorong pendapatan bunga bersih sebesar Rp 4,03 triliun atau naik 27,42 persen secara year on year.
“Hal ini sejalan juga dengan pertumbuhan kredit dan aset membukukan total aset Rp 213 triliun menjadi bank terbesar ke tujuh dari top ten,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Selasa (14/9).
Lea melanjutkan pendapatan perusahaan tumbuh 19 persen menjadi Rp 6,04 triliun pada kuartal II 2021.
“Kami optimistis kinerja perusahaan akan tumbuh sampai akhir tahun ini,” ucapnya.
Dari sisi likuiditas, total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 155 triliun atau tumbuh 25 persen secara tahunan (year on year/yoy). Adapun permodalan disumbang oleh kasa, tabungan, dan giro sebesar 24 persen serta deposito sebesar 26 persen yoy.
Dari sisi permodalan, perusahaan memiliki rasio permodalan yang kuat dari bank buku 4 dengan rasio capital adequacy ratio (CAR) sebesar 35 persen. Adanya fundamental tersebut, menjadi modal utama perusahaan untuk melakukan dan merealisasikan rencana strategis bisnis dari segmen ritel, wholesale, dan syariah banking.
“Bank Permata tidak mempunyai rencana untuk melakukan penambahan modal dalam waktu paling tidak lima tahun ke depan karena memang saat ini masih sangat cukup untuk menunjang pertumbuhan bisnis dan kami juga sudah memenuhi semua ketentuan regulasi," ucapnya.