Selasa 14 Sep 2021 16:20 WIB

Pakar Kesehatan Beri Saran untuk Aplikasi PeduliLindungi

Informasi terkait risiko penularan Covid-19 ke masyarakat harus terus dilakukan.

Pakar kesehatan memberikan masukan untuk aplikasi PeduliLindungi (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Pakar kesehatan memberikan masukan untuk aplikasi PeduliLindungi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar ilmu kesehatan dari Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama, memberi masukan kepada pengelola aplikasi PeduliLindungi untuk memaksimalkan sistem untuk memperluas cakupan informasi terkait risiko penularan Covid-19. Hal ini menyusul adanya berita tentang 3.830 orang yang positif Covid-19 (berdasarkan sistem PeduliLindungi) tapi masih jalan-jalan.

"Sebanyak 3.000-an orang mau masuk mal dan lainnya, tentu menjadi sangat berbahaya karena dapat menjadi sumber penularan," kata Tjandra melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (14/9).

Tjandra memberikan tujuh masukan untuk memaksimalkan kinerja sistem PeduliLindungi berdasarkan perbandingan dengan negara lain yang saat ini juga sedang berjalan. Pertama, sistem sebaiknya diatur agar bisa langsung menghubungi puskesmas di wilayah pasien tinggal sehingga petugas puskemas menghubungi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 untuk melakukan isolasi.

"Kedua, sistem juga dapat menghubungi lurah atau kepala desa setempat untuk di tindak lanjuti," kata dia.

Hal ketiga, menurut Tjandra, diperlukan pemberitahuan secara jelas dan tegas pada layar ponsel pengguna yang terkonfirmasi positif Covid-19 terkait anjuran isolasi. "Kalau ada hasil positif keluar, baiknya di bagian bawah ditulis, kalau perlu dengan kotak berwarna merah, anjuran untuk isolasi, dan ditulis bahwa isolasi perlu untuk keselamatan keluarga dan kerabat, jangan semata-mata ditulis sesuai aturan atau instruksi dan lainnya," ujarnya.

Idealnya pemberitahuan disampaikan secara tegas dan jelas. "Misalnya, demi menjaga kesehatan atau keselamatan keluarga dan kerabat maka karena hasil positif maka saudara perlu melakukan isolasi. Tulisan ini baik di kertas hasil tes maupun di berkas elektronik hasil tes," kata dia.

Masukan keempat, kata Tjandra, aplikasi PeduliLindungi juga memberi tahu yang positif untuk melakukan isolasi mandiri, beserta pesan kesehatan yang perlu dilakukan. "Kelima, by system juga, aplikasi PeduliLindungi bisa setiap hari memberi reminder kepada mereka yang positif untuk mengingatkan harus isolasi, reminder terus diberikan sampai 14 hari isolasi selesai," ujarnya.

Tjandra mengatakan, selain lima hal tersebut, akan lebih baik bila sistem juga bisa memberitahu ke semua kontak telepon dari pasien yang positif jika mereka pernah memiliki riwayat berada pada jarak yang berdekatan. Yang terakhir, kata Tjandra, komunikasi risiko harus terus dijalankan. 

"Kita tentu bersyukur jumlah kasus sudah amat menurun walaupun kasus kematian kita masih tinggi, nomor tiga di daftar 20 negara di John Hopkins University versi 13 September 2021," ujarnya.

Tjandra mendorong pemerintah agar informasi terkait risiko penularan Covid-19 ke masyarakat harus terus dilakukan. "Khususnya dalam konteks ini tentang bagaimana menyikapi tes Covid-19 beserta hasilnya," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement