Selasa 14 Sep 2021 16:33 WIB

Padang Panjang Prioritaskan Vaksinasi Siswa Asrama

Banyak pelajar terkonfirmasi positif berasal dari sekolah yang punya asrama.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas BPBD Padangpanjang melakukan penyemprotan disinfektan di asrama SMAN 1 Sumatra Barat, di Kota Padangpanjang (ilustrasi)
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Petugas BPBD Padangpanjang melakukan penyemprotan disinfektan di asrama SMAN 1 Sumatra Barat, di Kota Padangpanjang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PANJANG -- Wali Kota Padang Panjang, Fadly Amran, meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) memprioritaskan realisasi vaksinasi pelajar yang menempuh pendidikan pada sekolah berbasis asrama. Hal itu guna mencegah terjadinya kembali klaster di satuan pendidikan ini.

"Kepada Dinkes diminta untuk mengebut vaksinasi di sekolah berasrama. Pelajar, santri yang akan masuk pondok pesantren  atau asrama harus sudah divaksin terlebih dahulu," kata Fadly, Selasa (14/9).

Baca Juga

Fadly meminta pencapaian vaksinasi sekolah asrama 100 persen. Mereka memprioritaskan pelajar sekolah berasrama karena kasus terkonfirmasi Covid-19 beberapa waktu lalu juga muncul dari klaster asrama.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Padang Panjang, Asrul menyebut, beberapa hari lalu ada temuan klaster penularan covid di SMA 1 Padang Panjang. Sekolah tersebut diketahui merupakan sekolah berasrama. Asrul meminta siswa asrama di SMAN 1 Padang Panjang yang terkonfirmasi positif. Kemudian meminta pengawasan yang ketat dari Satgas Covid-19 di sekolah berasrama.  

"Kalau bisa sekolah yang punya asrama diawasi dengan ketat. Selama ini banyak terkonfirmasi berasal dari sekolah yang punya asrama," ujar Asrul.

Sebelumnya diberitakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang, Sumatra Barat, Nuryanuwar, mengatakan ada penambahan kasus positif covid dari klaster SMA N 1 Kota Padang Panjang. Dilaporkan ada 54 orang pelajar SMA 1 Padang Panjang positif covid.

"Penambahan kasus positif covid-19 di Kota Padang Panjang melonjak dari sebelumnya pada laporan Sabtu (11/9). Penambahan pasien berasal dari satu klaster yang terdiri dari siswa SMAN 1 Padang Panjang," kata Nuryanuwar.

Nuryanuwar menjelaskan, sebelum adanya klaster baru ini, selama bulan September 2021 laporan kasus setiap hari sekitar 6,5, atau 4 bahkan sempat nol kasus di Padang Panjang. Pihaknya menduga lonjakan terjadi karena kasus di asrama dan ada kontak masing-masing penghuni asrama.

"Penambahan kasus positif hari ini sangat berbeda dari sebelumnya karena berasal dari satu klaster yaitu siswa asrama SMAN 1 Padang Panjang. Kalau asrama yang kena, ya banyak juga yang kena," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement